Kumpulan Puisi Chairil Anwar untuk Menyambut HUT ke-77 Kemerdekaan RI, Cocok Jadi Tugas Sekolah

16 Agustus 2022, 15:45 WIB
5 Kumpulan Puisi Bertema Kemerdekaan Chairil Anwar yang Menyentuh Hati dan Penuh Perjuangan. /YouTube Elang Malam

PR DEPOK – Kumpulan puisi Chairil Anwar ini bisa dijadikan contoh tugas sekolah menyambut HUT ke-77 Kemerdekaan RI pada 17 Agustus 2022.

Tidak sedikit, puisi Chairil Anwar bertemakan perjuangan yang bisa membakar semangat setiap orang.

Tidak sedikit pula, puisi Chairil Anwar ini dijadikan referensi pelajar sebagai tugas sekolah, terutama setiap perayaan HUT Kemerdekaan RI.

Baca Juga: Lomba Ekspresikan 77-Mu, Dewa 19, hingga Preman Pensiun Siap Meriahkan HUT ke-77 Jabar

Chairil Anwar dikenal sebagai penyair sekaligus pelopor Angkatan 45 dalam sastra Indonesia.

Sedikitnya, Chairil Anwar sudah menulis 96 karya, 70 di antaranya merupakan puisi yang mayoritas bertemakan perjuangan, pemberontakan hingga yang bersifat multi-interprestasi.

Bagi pelajar yang mendapat tugas terkait peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-77 tahun 2022, puisi Chairil Anwar ini sebagai contoh.

Baca Juga: Detik-detik dan Malam Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di Rumah Laksamana Maeda

Berikut kumpulan puisi Chairil Anwar yang bisa menjadi contoh tugas sekolah jelang peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-77 tahun 2022.

AKU

Kalau sampai waktuku
‘Ku mau tak seorang ‘kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri
Dan akan akan lebih tidak perduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi

Baca Juga: Rekomendasi 20 Lagu DJ TikTok Viral, Bisa Jadi Pengiring Seru Acara Lomba 17 Agustusan

KARAWANG BEKASI

Kami yang kini terbaring antara Karawang-Bekasi
Tidak bisa teriak “Merdeka” dan angkat senjata lagi
Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami
Terbayang kami maju dan berdegap hati?
Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu
Kenang, kenanglah kami
Kami sudah coba apa yang kami bisa
Tapi kerja belum selesai, belum apa-apa
Kami sudah beri kami punya jiwa
Kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu jiwa
Kami cuma tulang-tulang berserakan
Tapi adalah kepunyaanmu
Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan
Ataukah jiwa kami melayang untuk kemerdekaan, kemenangan dan harapan
Atau tidak untuk apa-apa
Kami tidak tahu, kami tidak bisa lagi berkata
Kaulah sekarang yang berkata
Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang beberkat
Kenang-kenanglah kami
Menjaga Bung Karno
Menjaga Bung Hatta
Menjaga Bung Syahrir
Kami sekarang mayat
Berilah kami arti
Berjagalah terus di garsi batas pernyataan dan impian
Kenang-kenanglah kami
Yang tinggal tulang-tulang diliputi debu
Beribu kami terbaring antara Karawang-Bekasi.

Baca Juga: PPHN akan Dihadirkan MPR melalui Konvensi Ketatanegaraan, Apa Maksudnya?

DI MESJID

Kuseru saja Dia
Sehingga datang juga
Kamipun bermuka-muka
Seterusnya Ia bernyala-nyala dalam dada
Segala daya memadamkannya
Bersimpuh peluh diri yang tak bisa diperkuda
Ini ruang
Gelanggang kami berperang
Binasa-membinasa
Satu menista lain gila.

DERAI-DERAI CEMARA

Cemara menderai sampai jauh
terasa hari akan jadi malam
Ada beberapa dahan di tingkap merapuh dipukul angin yang terpendam
Aku sekarang orangnya bisa tahan
sudah berapa waktu bukan kanak lagi
tapi dulu memang ada suatu bahan
yang bukan dasar perhitungan kini
Hidup hanya menunda kekalahan
Tambah terasing dari cinta sekolah rendah
Dan tahu, ada yang tetap tidak terucapkan
Sebelum pada akhirnya kita menyerah

Baca Juga: Daftar Promo 17 Agustus 2022, Cek Diskon Makanan dan Minuman Spesial Hari Kemerdekaan

DIPONEGORO

Di masa pembangunan ini
Tuan hidup kembali
Dan bara kagum menjadi api
Di depan sekali tuan menanti
Tak gentar. Lawan banyaknya seratus kali.
Pedang di kanan, keris di kiri
Berselempang semangat yang tak bisa mati.

Ini barisan tak bergenderang-berpalu
Kepercayaan tanda menyerbu.
Sekali berarti
Sudah itu mati.
MAJU
Bagimu Negeri
Menyediakan api
Punah di atas menghamba
Binasa di atas ditindas
Sesungguhnya jalan ajal baru tercapai
Jika hidup harus merasai
Maju
Serbu
Serang.

Itulah kumpulan puisi Chairil Anwar untuk memperingati HUT Kemerdekaan RI ke-77 tahun 2022.***

Editor: Nur Annisa

Tags

Terkini

Terpopuler