Waspadai Pandemi Flu Babi G4, Kementan Tingkatkan Pengawasan Lalu Lintas Hewan

2 Juli 2020, 12:11 WIB
FOTO ilusttrasi pembersihan kandang untuk mencegah flu babi.*/ANTARA /

PR DEPOK - Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian (Kementan) meningkatkan pengawasan di pintu masuk lalu lintas hewan dan produk yang mempunyai potensi risiko membawa penyakit.

Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan I Ketut Diarmita menjelaskan para petugas karantina meningkatkan pengawasannya sebagai bentuk waspada dan antisipasi terhadap temuan virus baru flu babi (swine flu) G4 EA H1N1 yang dipublikasi oleh ilmuwan Tiongkok.

"Pengawasan sistematis terhadap virus influenza pada babi adalah kunci sebagai peringatan kemungkinan munculnya pandemi influenza berikutnya. Kita akan siapkan rencana kontingensinya juga," kata Ketut di Jakarta seperti dikutip oleh pikiranrakyat-depok.com dari Antara Kamis, 2 Juli 2020.

Baca Juga: Dinilai Bantu Lanjutkan Negosiasi Nuklir yang Sempat Terhenti, Korsel Serukan Pertemuan dengan AS

Sebelumnya diberitakan bahwa terdapat temuan jalur baru virus influenza H1N1 pada babi di Tiongkok yang dianggap para ahli memiliki potensi menulari manusia dan menimbulkan pandemi di masa yang akan datang.

Ketut menjelaskan bahwa pihaknya juga akan terus memperkuat kapasitas deteksi laboratorium kesehatan hewan di Indonesia, serta meminta jejaring laboratorium tersebut untuk melakukan surveilans untuk deteksi dini penyakit tersebut.

Menurut dia, temuan virus flu babi ini juga sempat membuat masyarakat bingung, karena menganggap flu babi sama dengan demam babi Afrika atau African Swine Fever (ASF).

Baca Juga: Diduga untuk Danai Kegiatan Teroris, Polisi Sita Obat Terlarang Produksi ISIS Senilai Rp14 Miliar

Ketut menegaskan bahwa flu babi dan demam babi Afrika adalah dua penyakit yang berbeda.

"Kasus penyakit pada babi yang ada di Indonesia pada saat ini adalah ASF dan bukan flu babi," ujarnya.

Ketut memaparkan penyakit flu babi seperti dilaporkan oleh ilmuwan Tiongkok adalah penyakit yang disebabkan oleh virus infulenza H1N1 jalur baru dan berpotensi menular dari hewan ke manusia (zoonosis), sedangkan kasus penyakit pada babi yang ada di Indonesia adalah penyakit ASF yang disebabkan oleh virus ASF yang tidak dapat menular ke manusia.

Baca Juga: Pandemi Virus Corona Kian Parah di AS, Donald Trump Kembali Marah-Marah ke Tiongkok

Sejak akhir tahun 2019, kasus ASF dilaporkan di Indonesia tepatnya di Sumatera Utara.

Kementan pun terus memantau perkembangan kasusnya, dan berdasarkan data yang ada tidak pernah terdapat laporan kejadian ASF pada manusia di seluruh negara tertular.

Ketut memastikan bahwa sejak ASF mulai dilaporkan di Tiongkok pada tahun 2018, Kementan secara konsisten terus melakukan pengendalian dan menyosialisasikan tentang ASF ke provinsi/kabupaten/kota melalui edaran dan juga sosialisasi secara langsung, pelatihan, dan simulasi.

Baca Juga: Sumbang Masalah Lingkungan dan Pemanasan Global, Jepang Mulai Terapkan Plastik Berbayar

Ketut menerangkan bahwa pada saat ini, kasus flu babi khususnya galur baru seperti pada pemberitaan, belum pernah dilaporkan di Indonesia.

Pihaknya menegaskan bahwa berbagai langkah kewaspadaan akan terus dilakukan oleh Kementan untuk mengurangi potensi masuk dan menyebarnya flu babi tersebut di Indonesia.

"Jadi masyarakat tidak perlu khawatir terkait flu babi ini. Pemerintah akan terus memantau dan berupaya agar penyakit ini tidak terjadi di Indonesia," tuturnya.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: Permenpan RB

Tags

Terkini

Terpopuler