PR DEPOK - Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono mengatakan pihaknya masih mampu atau menolak saat ditawari Selandia Baru terkait pencarian terhadap Pilot Susi Air yang disandera KKB.
Untuk diketahui, KKB sendiri adalah Kelompok Kriminal Bersenjata yang dipimpin oleh Egianus Kogoya.
Panglima TNI Laksamana Yudo Margono mengatakan jika Selandia Baru menawarkan bantuan untuk pencarian Pilot pesawat Susi Air, namun pihaknya menolak.
"Mereka menawarkan bantuan, tapi saya masih mampu menyelesaikan," tutur Panglima TNI dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari Antara, Rabu.
Baca Juga: Tips Lolos Daftar Kartu Prakerja Gelombang 49 via prakerja.go.id, Berikut Penjelasannya
Adapun hal tersebut, diketahui disampaikan saat pertemuan Panglima TNI dengan Duta Besar Selandia Baru untuk Indonesia, yakni Kevin Jeffrey Burnet di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta, Jumat 3 Maret 2023.
Panglima TNI juga menambahkan jika pertemuannya dengan Dubes Selandia Baru adalah dalam rangka mempererat hubungan bilateral dari kedua negara.
Selain itu, Dubes Selandia Baru juga diketahui telah menyerahkan semua proses pencarian dan penyelamatan warga negaranya, kepada pemerintah negara Indonesia.
"Dia berharap pilot itu selamat," ujar Panglima TNI tentang pernyataan Dubes Selandia Baru.
Baca Juga: Bansos PKH dan BPNT Benar Cair Maret 2023? Cek Syarat dan Nama Penerimanya Berikut
Terkait tawaran bantuan tersebut, Yudo Margono juga mengatakan jika pihaknya telah menjelaskan ke Dubes Selandia Baru.
Bahwasanya Pemerintah Indonesia, yakni khususnya TNI dan Polri sampai saat ini masih terus berupaya melakukan pencarian.
Seperti diberitakan sebelumnya, Pangdam XVII Cenderawasih Mayjen TNI Muhammad Saleh Mustafa menyatakan bahwa hingga kini TNI dan Polri terus berupaya membebaskan pilot Susi Air, yakni Kapten Philip dari tangan KKB.
Pilot Philip yang membawa pesawat Pilatus milik Susi Air, diberitakan disandera oleh Kelompok Kriminal Bersenjata atau KKB sejak 7 Februari 2023.
Hal tersebut diketahui setelah KKB membakar pesawat Susi Air yang berada di lapangan terbang Paro, Nduga, Papua Pegunungan.***