PR DEPOK – KPAID (Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah) Kabupaten Tasikmalaya meminta agar korban dari kasus oknum guru ngaji rumahan yang berbuat asusila di Garut bisa diungkap oleh Pemerintah Kabupaten Garut.
Permintaan untuk Pemkab Garut
Permintaan tersebut disampaikan oleh Ketua KPAID Kabupaten Tasikmalaya yang meliputi wilayah tugas Kabupaten Garut, Ato Rinanto pada Senin, 5 Juni 2023 saat dimintai tanggapan terkait kasus belasan anak yang menjadi korban asusila guru ngajinya di Samarang, Garut.
“Kami mohon peristiwa ini untuk dibuka selebar-lebarnya, artinya kita mesti betul-betul mengidentifikasi sipa-siapa yang memang menjadi korban,” kata Ato seperti yang dikutip PikiranRakyat-Depok seperti yang dilansir ANTARA.
Baca Juga: 6 Rekomendasi Bakso Terenak di Banjarmasin, Lengkap dengan Alamat
Pihak KPAID Tasikmalaya sudah menerima laporan terkait kasus asusila yang menimpa sejumlah anak usia belasan tahun oleh guru ngajinya. Pelakunya sendiri sudah ditahan di Markas Polres Garut.
Ato menambahkan untuk korban yang sudah teridentifikasi, sudah mendapatkan perhatian dari pemerintah daerah dan memperoleh pemulihan trauma, serta akan terus dilakukan pemantauan terhadapnya.
“Kami melihat Pemda melalui UPT PPA, kemudian jajaran pemerintah desa dan kecamatan sedang melakukan upaya konkret, tentu kami mendorong supaya proses ini bisa berjalan dengan cepat, khususnya untuk menyelamatkan anak-anak korban,” tambahnya.
Ia kemudian mengatakan bahwa peran orangtua, masyarakat, hingga tokoh sekitar juga penting untuk pemulihan korban asusila, di samping upaya penanganan yang dilakukan pemerintah.
Baca Juga: Ramalan Zodiak Cancer, Leo, dan Virgo Selasa, 6 Juni 2023: Hati-Hati dengan Kondisi Kesehatan
Tambahnya, kasus tersebut bukan hanya cukup penyelesaian hukum ataupun pemulihan trauma pada anak, melainkan harus mempertimbangkan konsekuensi kedepannya bagi para korban.
“Persoalan ini jika tidak ditangani dari hulu sampai hilir maka korban ini tentu akan berisiko menjadi pelaku, atas dasar itu kami mohon semua pihak terlibat untuk turut serta,” tandasnya.
Harapan untuk Pihak yang Lain
Pemkab Garut, menurut Ato, saat ini telah menunjukkan kesungguhan untuk melaksanakan langkah serius untuk menangani anak-anak yang menjadi korban asusila. Hal itu merujuk pada apa yang sudah disampaikan oleh Bupati Garut.
Harapannya, pihak lainnya bisa berfokus melakukan langkah pencegahan bukan hanya penanganan terhadap kasus yang sudah ada agar tidak ada lagi kasus serupa di daerah lainnya.
“Kasus kekerasan seksual sodomi di titik kecamatan tertentu sangat mengkhawatirkan, butuh langkah konkret, butuh kerja sama dengan semua pihak supaya persoalan ini tidak menjadi persoalan di kemudian hari untuk anak-anak kita,” ungkapnya.***