PR DEPOK - Dalam upaya mencari sosok pemimpin yang tepat untuk menggantikan Joko Widodo, mayoritas publik dalam survei Indikator telah memutuskan jalur yang diinginkan.
Menurut survei tersebut, 63 persen dari responden sepakat bahwa presiden selanjutnya harus sejalan dengan Jokowi. Sepertinya, gaya kepemimpinan sang presiden saat ini memberikan pengaruh besar terhadap harapan dan penilaian masyarakat atas calon pemimpin masa depan.
Survei yang berjudul 'Kepemimpinan Nasional dan Dinamika Elektoral Jelang 2024 di Mata Generasi Muda' ini memang telah mengambil pendapat dari 1.220 responden yang mencakup berbagai lapisan masyarakat. Tingkat kepercayaan mencapai 95 persen, sehingga hasilnya cukup meyakinkan.
Baca Juga: 6 Rekomendasi Nasi Goreng Paling Terkenal Enak di Kuningan
"Mayoritas publik (63,4 persen) setuju dan sangat setuju bahwa presiden selanjutnya harus sejalan dengan Presiden Joko Widodo. Ini menunjukkan gaya kepemimpinan Jokowi mempengaruhi penilaian masyarakat terhadap calon presiden selanjutnya," kata Burhanuddin dalam paparan hasil survei-nya secara virtual, dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari Antara, pada Minggu.
Bagaimanakah sosok yang dipandang sebagai penerus ideal bagi pemerintahan Jokowi? Nama yang paling mencuat adalah Ganjar Pranowo, yang berhasil meraih 39,5 persen suara. Perolehan ini menjadikannya sebagai favorit utama. Diikuti oleh Prabowo Subianto dengan 33,2 persen, dan Anies Baswedan yang mendapat 17,6 persen.
Tampaknya, Ganjar berhasil merebut hati mayoritas publik dengan keyakinan bahwa dia adalah sosok yang paling mampu melanjutkan jejak sukses Jokowi, sedangkan Prabowo dan Anies harus puas berada di belakangnya.
Baca Juga: 4 Tempat Wisata Kuliner Legendaris di Magelang: Alamat, Jam Buka, dan Menu
"Ganjar dinilai paling mampu melanjutkan kerja pemerintahan Jokowi, baru Prabowo dan Anies," tutur Burhanuddin.
Namun, meskipun perdebatan tentang siapa yang pantas menjadi penerus Jokowi memenuhi panggung politik, survei tersebut juga mengungkapkan dua isu yang mendesak harus segera diatasi oleh pemerintahan Jokowi.
Harga kebutuhan pokok menjadi isu yang paling mendominasi, mencapai 27,7 persen. Rakyat merasa urgensi untuk mencari solusi atas kenaikan harga-harga tersebut. Masalah kedua adalah lapangan pekerjaan, yang dianggap sangat mendesak oleh 21,2 persen responden yang khawatir tentang tingkat pengangguran.
Baca Juga: Airlangga Hartarto Penuhi Panggilan Kejaksaan Agung Terkait Kasus Dugaan Korupsi Izin Ekspor CPO
"Persoalan kedua, yakni terkait lapangan pekerjaan atau masalah pengangguran. Ada sebanyak 21,2 persen yang menilai masalah tersebut mendesak untuk segera ditangani," pungkasnya.***