Tanggapan Dedi Mulyadi Soal Gibran Rakabuming Raka Jadi Cawapres: Belum Tentu Politik Dinasti, Bisa Jadi hanya

23 Oktober 2023, 08:20 WIB
Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Dedi Mulyadi bahas soal Prabowo-Gibran. /Pikiran Rakyat/M Iqbal Maulud/

PR DEPOK - Gibran Rakabuming Raka telah resmi digandeng Prabowo Subianto untuk maju dalam kontestasi politik 2024 sebagai Capres untuk mendampinginya.

Pemilihan putra sulung presiden Jokowi tersebut sudah memunculkan banyak kontroversi usai MK mengeluarkan putusan mengubah batasan usia Capres-Cawapres minimal 40 tahun dengan syarat memiliki pengalaman dalam pemerintahan.

Hal tersebut menuai banyak tanggapan dari para pengamat politik, tokoh-tokoh politik, serta publik terkait pemilihan Gibran tersebut.

Baca Juga: 6 Lokasi Warung Bakso Paling Wenak dan Maknyus di Temanggung, Rugi Pol Kalo Nggak Nyobain!

Ada yang menanggapinya pemilihan Gibran disebut-sebut semakin meyakinkan publik terhadap 'Politik Dinasti'. Seperti yang diketahui, Gibran adalah putra sulung presiden yang saat ini sekaligus menjabat sebagai Walikota Surakarta, ditambah lagi menantu presiden, Bobby Nasution menjabat di pemerintahan sebagai Walikota Medan, Jawa Timur.

Menanggapi hal itu, Dedi Mulyadi yang merupakan mantan Bupati Purwakarta ikut memberikan tanggapan soal penetapan Gibran sebagai Cawapres Prabowo.

Mantan Bupati Purwakarta yang sering disapa dengan sebutan Kang Dedi Mulyadi itu menyebutkan bahwa pemilihan Gibran belum tentu dikatakan sebagai dinasti politik, karena Walikota Surakarta tersebut merupakan anak muda yang sudah teruji memiliki bakat dan pengalaman dalam pemerintahan.

Baca Juga: 5 Coffee Shop Cocok Buat Nongkrong Sambil Minum Kopi di Yogyakarta

"Pasti orang ngomong ini politik dinasti, ini kepentingan Jokowi dan keluarga, belum tentu. Bisa jadi kalau politik publik bisa dibuat sebuah skenario, ini ada yang paling penting untuk kepentingan bangsa ini, anda tidak tahu," Ungkap Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra.

Anggota DPR RI itupun menyebutkan bahwa alasan sebagian publik tidak menyukai dan mendukung Gibran sebagai Cawapres, hanya sebatas dilatarbelakangi oleh isu-isu sara, dan alasannya tidak mendukung Calon Presiden dari Partai yang diusungnya.

Seperti yang diketahui, Gibran berasal dari Partai PDIP dan merupakan kader partai PDIP. Namun Gibran diketahui sudah merapat ke partai Golkar dan keluar dari PDIP, usai diusung dan ditetapkan sebagai Capres oleh partai Golkar dari Koalisi Indonesia Maju.

Baca Juga: Resmi! Prabowo Subianto Gandeng Gibran Rakabuming Raka Jadi Cawapres di Pilpres 2024

Penetapan Gibran sebagai Cawapres dinilai hanya sebagai strategi politik untuk memenangkan Prabowo Subianto dalam Pilpres mendatang. Dedi juga mengatakan bahwa publik sudah mengetahui seperti apa kinerja Gibran. Selain itu, latar belakang dirinya sebagai putra sulung Jokowi yang sudah teruji kemampuannya, akan mempermudah dalam perjalanan pencalonannya menambah suara.

"Kalau bicara Wakil itu sangat diperlukan, Wakil itu kadang sangat diperlukan ketika apa, ketika dalam perjalanan nyalon untuk menambah suara, untuk membangun brand bahwa dia adalah tokoh yang baik, itu saja," Ujar mantan Bupati Purwakarta yang telah menjabat selama dua periode tersebut.

Lebih lanjut Kang Dedi Mulyadi menjelaskan bahwa dalam pemilihan Presiden itu yang terpenting adalah bagaimana kekuatan Calon Presiden tersebut.

Baca Juga: 5 Makanan dan Minuman yang Menyebabkan Migrain, Salah Satunya Kopi

Ia juga menyebutkan bahwa Calon Presiden yang mandiri atau independen lebih baik dibandingkan Calon presiden yang banyak didukung atau disponsori oleh beberapa pihak tertentu.

Karena hal tersebut menjadi sangat penting bahwa di masa perjalanan tugasnya sebagai presiden akan lebih mengutamakan dan mengikuti arahan pihak tertentu.***

Editor: Dini Novianti Rahayu

Tags

Terkini

Terpopuler