Lapor Perkembangan Vaksin Covid-19 Ma'ruf Amin, Erick Thohir: Vaksin Halal Menjadi Prioritas

12 September 2020, 18:53 WIB
Menteri BUMN sekaligus Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) Erick Thohir saat melaporkan terkait perkembangan vaksin kepada Wakil Presiden KH Maruf Amin. Dokumentasi Kementerian BUMN /

PR DEPOK - Beberapa waktu lalu mantan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang kini menjabat sebagai Wakil Presiden (Wapres) Republik Indonesia Ma'ruf Amin mengimbau kepada pemangku kepentingan terkait dengan sertifikasi halal vaksin Covid-19 agar proaktif dalam memastikan kehalalan produksi antivirus tersebut yang akan digunakan.

Menanggapi hal itu, Menteri BUMN sekaligus Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) Erick Thohir melaporkan informasi terkini perihal proses vaksin halal kepada Ma'ruf Amin, dan menyebut proses vaksin halal harus menjadi prioritas di masa pandemi Covid-19.

"Saya melaporkan kepada Bapak Wakil Presiden tentang proses vaksin halal yang harus menjadi prioritas untuk kita dan sekaligus melaporkan progres perkembangan vaksin," kata Erick dalam keterangan tertulis di Jakarta pada Sabtu, 12 September 2020 seperti dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari ANTARA.

Baca Juga: Mengaku Keluar dari Zona Nyaman, Mawar de Jongh Ungkap Perasaan Lewat Lagu 'Tanya Hati'

Erick melaporkan bahwa Indonesia akan mendapat 30 juta dosis vaksin Covid-19 pada akhir tahun 2020 serta 300 juta dosis untuk 2021.

Lebih lanjut Erick menyampaikan bahwa vaksin tersebut merupakan hasil kerja sama beberapa BUMN farmasi dengan lembaga dan instansi farmasi mancanegara seperti PT Bio Farma (Persero) dengan Sinovac Biotech yang berasal dari Tiongkok.

Erick melaporkan bahwa Sinovac sudah berkomitmen menyediakan 20 juta dosis vaksin pada akhir tahun ini apabila proses uji klinis tahap 3 berjalan lancar.

Baca Juga: Bersamaan dengan PSBB Total Jakarta, Erick Thohir Siap Jalankan Operasi Yustisi Senin Pekan Depan

Lebih lanjut ia mengatakan untuk tahun 2021 mendatang, akan diproduksi hingga 250 juta dosis untuk Indonesia.

Dalam kesempatan yang sama, Erick melaporkan bahwa PT Kimia Farma telah berkolaborasi dengan perusahaan asal UEA, Grup 42 (G42), dilaporkan akan memperoleh 10 juta dosis vaksin pada akhir 2020, kemudian ditambah lagi sebanyak 50 juta dosis yang akan diterima Indonesia pada akhir kuartal I-2021.

"Insya Allah, akhir tahun ini ada 30 juta (vaksin red.) dan tahun depan ada 300 juta. Tetapi sebagai catatan, dari total kita dapatkan 330 juta mungkin 340 juta," ujar Erick.

Baca Juga: Tengku Zulkarnain: Kasus Covid-19 RI 200.000 Lebih Anies Baswedan yang Dibully, Presiden Kemana?

Erick mengatakan bahwa jumlah tersebut dirasa belum mencukupi kebutuhan untuk melakukan vaksinasi massal masyarakat Indonesia.

Lebih lanjut dirinya mengatakan bahwa Proses vaksinasi Covid-19 diperlukan dua kali suntikan untuk setiap individu sehingga dari jumlah tersebut, baru hanya memenuhi kebutuhan vaksinasi terhadap 170 juta orang saja.

Oleh karenanya, pemerintah melakukan penjajakan dengan lembaga-lembaga kesehatan seperti Koalisi untuk Kesiapan dan Inovasi Epidemi (CEPI), Badan Kesehatan Dunia (WHO), UNICEF serta perusahaan-perusahaan farmasi multinasional lainnya seperti Astrazeneca, Cansino, dan Pfizer.

Baca Juga: Usia Minimal Nikah 19 Tahun Dinilai Terlalu Dini, Atalia Praratya: Mestinya Dikisaran 21-25

"Semua dijajaki. Kalau sampai 70 persen bisa tercover, kita harapkan di 2022 atau bahkan 2021, 30 persen bisa didapatkan," ucap Erick.

Lebih lanjut Erick menyampaikan bahwa selain bekerja sama dengan perusahaan luar negeri, ia menyampaikan bahwa pihaknya terus berupaya menghasilkan vaksin dalam negeri yakni Vaksin Merah Putih yang melibatkan lembaga Eijkman, Balitbangkes Kementerian Kesehatan, perguruan tinggi negeri, serta Bio Farma.

Erick mengatakan bahwa Indonesia tak mungkin hanya mengandalkan vaksin yang diperoleh dari kerja sama dengan lembaga dan instansi dari luar negeri, hal tersebut dikarenakan daya tahan vaksin hanya selama enam bulan sampai dua tahun.

Baca Juga: PSBB Total Mulai Berlaku Senin Depan, Masinton Pasaribu: Siap-siap Jakarta Jadi Kota 'Zombie'

Erick menampaikan bahwa pembuatan Vaksin Merah Putih menjadi prioritas utama pemerintah, dan ditargetkan dapat mulai diproduksi pada 2022.

"Saya sampaikan kepada Wapres bahwa vaksin merah putih ini prioritas. Dari informasi didapatkan, insya Allah, uji-klinis tahap 1 dan 2 bisa berjalan tahun depan sehingga pada 2022 kita mulai produksi Vaksin Merah Putih," tuturnya.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: Permenpan RB

Tags

Terkini

Terpopuler