Jubir TKN Prabowo-Gibran: Ide Pemakzulan Jokowi Dijadikan Strategi Karena Hasil Survei Lawan Menurun

13 Januari 2024, 10:37 WIB
Jubir TKN, Hasan Nasbi menyebut ide atau narasi pemakzulan Presiden Jokowi dijadikan strategi untuk memenangkan kontestasi politik karena hasil survei mengalami penurunan. /ANTARA/Aditya Pradana Putra

PR DEPOK - Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran Hasan Nasbi menyebut bahwa ide atau narasi pemakzulan Presiden Jokowi dijadikan sebuah strategi atau taktik untuk memenangkan kontestasi politik 2024 karena hasil survei dari Pasangan Calon angkanya semakin mengalami penurunan.

“Nah, pertanyaannya kenapa mereka sampai pada ide ini? Jadi dugaan saya yang menyebabkan mereka sampai di titik ekstrim kaya gini itu, ide pemakzulan Pak Jokowi karena hasil surveinya nggak ketolong lagi memang,”ucap Jubir TKN Prabowo-Gibran yang sekaligus pendiri Lembaga Survei Cyrus Network dalam sebuah akun Tiktoknya yang bernama @microphone_hasan.nasbi.

Hasan mengungkapkan bahwa berdasarkan hasil survei, elektabilitas Prabowo-Gibran semakin meningkat hingga tembus ke angka 50 persen dibanding dengan Pasangan Calon lainnya.

“Di satu sisi hasil survei Prabowo-Gibran menurut temuan mereka mungkin sudah tembus 50 persen, kalau versi kantor saya sedikit lagi temus 50 persen. Kalau versinya IPSOS 48 persen, dikit lagi tembus 50 persen. Sementara, yang kedua Calon mereka makin turun terus nggak tertolong lagi. Jadi kalau sudah begini kita delegitimasi aja nih pemilu,” katanya.

Baca Juga: Meski Bentuk Demokrasi, Ari Dwipayana Sebut Narasi Pemakzulan Jokowi Tak Sesuai Konstitusi

Menurutnya, bahwa narasi pemakzulan tersebut merupakan strategi atau taktik yang sudah dapat ditebak dari jauh-jauh hari.

“Jadi sebuah strategi, sebuah taktik , sebuah ide yang gampang ditebak jauh-jauh hari,”ujarnya.

Ia juga mengungkapkan bahwa ia sudah bisa menebak ide pemakzulan tersebut dua atau tiga minggu sebelumnya. Karena menurutnya, hasil akhir survei menunjukan bahwa angka survei Prabowo-Gibran akan berujung di angka 52 hingga 53 persen.

“Kita udah tahu nih hasil survei ini kan jumhurul surveyor menemukan data-data yang mirip-mirip aja. Dan kita orang-orang yang sudah terbiasa membaca data tahu ini ujungnya dimana. Ya, kita ujungnya bisa di 52 hingga 52 persen nih ujungnya kalau begini,” katanya.

Baca Juga: Bikin Nagih! Top 7 Rekomendasi Warung Bakso Enak dan Mantap di Probolinggo, Simak Alamatnya

Sebelumnya, Hasan menyinggung Mahfud MD yang menerima pihak-pihak yang ingin memakzulkan Jokowi lewat permintaan 100 petisi di kantornya.

Hasan menilai bahwa Mahfud MD mendukung ide pemakzulan tersebut karena mengeluarkan pernyataan bahwa ide pemakzulan tidak akan bisa diselesaikan dengan waktu yang singkat sebelum Pemilu digelar.

“Kenapa sampai Prof Mahfud mau menerima di kantornya? itu orang-orang yang ingin memakzulkan Pak Jokowi. Meskipun Pak Mahfud bilang itu sulit, tapi menerima aja itu berarti dia menyetujui ide-ide pemakzulan. Kalau pemakzulan itu gampang berarti dikerjain sama dia, gitu. Dan kemudian ia bilang ya, silahkan datang ke DPR kalau ingin makzulkan,” ucapnya.

Menurutnya, Mahfud MD tidak menolak ide pemakzulan dan mendukung ide pemakzulan tersebut meskipun sulit. Selain itu, Hasan juga menyebut bahwa konsultan politik Saiful Mujani secara tiba-tiba menyatakan hal yang sama untuk makzulkan Jokowi karena dinilai pemilu akan lebih adil jika Jokowi dimakzulkan.

Baca Juga: Sudah Tahu Belum? Begini Cara Daftar Online BPNT 2024 Anti Ribet yang Cair Rp200.000 Per Bulannya

Lebih lanjut Jubir TKN Prabowo-Gibran menjelaskan bahwa hal tersebut merupakan gerakan ter orkestrasi. Gerakan tersebut datang dari kedua rival Prabowo-Gibran yang menilai bahwa ide pemakzulan Jokowi merupakan langkah yang tepat dalam menciptakan Pemilu yang berkualitas dan berintegritas. Mereka menilai bahwa hal tersebut untuk menghindari kecurangan dalam pemilu yang akan digelar pada 14 Februari 2024.***

Editor: Tesya Imanisa

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler