Soroti Harga Beras yang Masih Mahal, Ombudsman RI Duga Ada Penyalahgunaan Beras SPHP

16 Maret 2024, 10:27 WIB
Ilustrasi beras. Ombudsman RI Duga Ada Penyalahgunaan Beras SPHP /Dedi/ANTARA/

PR DEPOK - Ombudsman RI turut menyoroti harga beras yang masih mahal di awal bulan Ramadhan 2024, padahal Bulog telah menggelontorkan ratusan ribu ton beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).

Anggota Ombudsman RI Yeka Hendra Fatika menjelaskan, pihaknya menduga salah satu penyebab harga beras masih mahal belakangan ini karena adanya penyalahgunaan beras SPHP.

Yeka mengatakan, beras SPHP yang semestinya dijual kepada masyarakat kurang mampu, kemungkinan dikemas ulang sebagai beras komersial dan dijual tidak sesuai dengan instruksi pemerintah.

Baca Juga: Resep Ayam Bakar Teflon Enak dan Dagingnya Matang Merata untuk Sajian Buka Puasa

Maka dari itu, perlu dilakukan investigasi untuk mengetahui beras SPHP tepat sasaran atau tidak.

“Kami dalam hal ini tidak pernah mengawasi harga beras baik di pasar, di ritel, dan di konsumen seperti apa,” ujar Yeka di Gudang Bulog Kelapa Gading, Jakarta, Jumat, 15 Maret 2024 seperti dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari Antara.

Ombudsman RI juga menduga, harga beras masih mahan lantaran adanya gangguan produksi beras dalam negeri.

Baca Juga: TOP 7 Bakso Paling Viral di Indramayu yang Rasanya Terkenal Enak, Wajib Dicoba Biar Nggak Nyesel!

“Ada duga dugaan kami, yaitu, produksi beras yang bermasalah atau ada penyelewengan dalam penyaluran beras SPHP,” ujarnya.

Lebih lanjut, Yeka pun menyoroti hasil inspeksi ke Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, pada Jumat. Pihaknya menemukan bahwa kemasan karung beras Bulog SPHP sama persis dengan beras komersial, sedangkan dari segi kualitas, kedua jenis beras tersebut tak jauh berbeda.

“Kami temukan karung beras SPHP dan beras komersial tidak jauh beda. Untuk itu, kami sarankan Bulog membuat beda kemasannya,” tuturnya.

Baca Juga: Queen of Tears Episode 3 Kapan tayang? Ini Info Jadwal, dan LINK NONTON Sub Indo: Hyun Woo Cemburu?

Untuk diketahui, beras SPHP adalah program pemerintah yang bekerjasama dengan Perum Bulog sejak 2023. Program ini bertujuan menjaga stabilitas pasokan beras di pasaran dan menekan kenaikan harga beras agar bisa dijangkau oleh masyarakat, khususnya kalangan menengah ke bawah.

Sumber beras SPHP berasal dari cadangan beras pemerintah (CBP) di gudang Bulog, dan dikemas dalam bentuk kemasan curah 5 kg. Harga beras SPHP cenderung lebih murah dibandingkan dengan beras-beras lain.

Berdasarkan data dari Badan Pangan Nasional Tahun 2024, target penyaluran beras SPHP hingga 1,2 juta ton.

Penyaluran beras SPHP dilakukan secara merata di seluruh wilayah Indonesia dalam kemasan 5 kilogram dengan harga berdasarkan zona wilayah.

Baca Juga: 7 Bakso Enak yang Wajib Dicoba di Kota Surabaya, Daging Sapi Asli Bikin Melek!

Harga beras di Zona 1 (Jawa, Lampung, Sumatera Selatan, Bali, NTB, dan Sulawesi) Rp10.900/kilogram.

Zona 2 (Sumatera selain Lampung dan Sumatera Selatan, NTT, dan Kalimantan) Rp11.500/kilogram.

Zona 3 (Maluku dan Papua) Rp11.800/kilogram.

Beras SPHP akan dijual di pasar tradisional, ritel modern, outlet Perum Bulog, pemerintah daerah, dan toko-toko lainnya yang bermitra dengan Bulog.***

Editor: Nur Annisa

Tags

Terkini

Terpopuler