PR DEPOK - Pengamat Politik Dedi Kurnia Syah turut memberikan tanggapan perihal partai baru bentukan Amien Rais bernama Partai Ummat.
Dedi mengatakan Partai Ummat bentukan Amien Rais dinilai akan sulit berkembang di Indonesia, dengan alasan simbol ekslusif.
"Dan untuk nama Ummat sudah menggambarkan ekslusivitas itu. Terlebih jika struktur parpol juga diisi oleh segolongan tokoh, maka sulit membayangkan Parpol Ummat dapat masuk dalam gelanggang Parlemen di 2024," katanya, seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari RRI.
Baca Juga: Liverpool Kandas dari Arsenal di Babak Adu Penalti, Juergen Klopp: Selamat, Mereka Layak Menang
Akan tetapi, Dedi juga menilai Parpol Ummat punya potensi yang lebih besar dalam menarik dukungan jika elit yang ada dalam struktur terdiri dari tokoh lintas afiliasi.
"Jika semua fokus sebagai pengkritik pemerintah, terlebih fokus pada kelompok tertentu, maka akan sangat sulit berkembang," ujar dia.
Sebelumnya diberitakan, Politisi senior Amien Rais baru saja mengumumkan partai baru yang baru saja dibentuk dengan nama Partai Ummat, Kamis 1 Oktober 2020 pukul 12.00 WIB.
Pengumuman nama partai baru bentukannya itu disampaikan Amien Rais di kanal YouTube pribadinya Amien Rais Official dalam satu video yang berjudul "Mukaddimah Partai UMMAT oleh M. Amien Rais".
Baca Juga: Telah Menikah Selama 10 Tahun, Seorang Pria di California Baru Tahu Istrinya Ternyata Laki-laki
Dalam video berdurasi 2 menit 52 detik itu, mantan Ketua MPR periode 1999-2004 ini menyampaikan bahwa dalam sejarah umat manusia hanya negara yang mampu melakukan kezaliman kolosal dan sebaliknya, hanya negara yang dapat menegakkan keadilan secara merata.
Semua itu, dikatakan dia, bergantung kepada pemerintah yang sedang berkuasa. Apakah membela kepentingan rakyat atau sebaliknya kepentingan konglomerat.
Lebih lanjut, Amien Rais menyebutkan bahwa Partai Ummat bertekad bekerja melawan kezaliman serta menegakkan keadilan.
"Partai Ummat Insha Allah bertekad akan bekerja dan berjuang bersama anak bangsa lainnya melawan kezaliman dan menegakan keadilan," katanya.***