Mak Lampir dan Dukun Ikut Demo Tolak Ciptaker, SRMI: Kalau Santet Sudah Turun, Jangan Salahkan Kami

17 Oktober 2020, 12:59 WIB
Mak Lampir ikut demo tolak Omnibus Law. /PMJ News

PR DEPOK  Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) kembali menggelar aksi unjuk rasa menolak Omnibus Law pada Jumat, 16 Oktober 2020.

Dalam aksinya kali ini, demo juga dihadiri oleh massa dari Serikat Rakyat Miskin Indonesia (SRMI).

Namun, berbeda dari aksi-aksi sebelumnya, demo yang dilakukan di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat, kali ini cukup menarik perhatian. Pasalnya, pendemo dari SRMI membawa keranda mayat selama aksi berlangsung.

Baca Juga: Soal Hak Milik Apartemen WNA di UU Ciptaker, Sofyan Djalil Sebut Pedoman Berbeda dengan Rakyat Lokal

Bertuliskan “RIP Hati Nurani DPR, Tolak UU Omnibus Law”, keranda mayat tersebut disertakan dalam aksi theaterikal yang menampilkan seorang wanita berkostum Mak Lampir, salah satu tokoh dalam sinetron Misteri Gunung Merapi.

“Seribu tahun Mak Lampir bertapa di Gunung Merapi, kini dia turun untuk ikut protes Omnibus Law. Bahkan Mak Lampir saja ikut resah,” teriakan dari orator dari massa SRMI pada Jumat, 16 Oktober 2020 seperti dikutip oleh pikiranrakyat-depok.com dari PMJ News.

Dilansir Pikiranrakyat-Depok.com dari PMJ News, tak hanya dihadiri oleh Mak Lampir, sejumlah “dukun” juga ikut turun ke jalan demi menyuarakan penolakan UU Cipta Kerja ini.

Baca Juga: Link Live Streaming RCTI dan RCTI Plus Laga Inter Vs AC Milan Hari Ini, Sabtu 17 Oktober 2020

Seorang orator juga terdengar meneriakkan kalimat-kalimat menarik yang sarat akan pesan untuk DPR.

Ia mengatakan bahwa “ritual” yang mereka lakukan ini merupakan satu-satunya cara agar bisa mengalahkan para pembuat Omnibus Law.

“Kalau dukun santet sudah turun, jangan salahkan kami,” tegas orator tersebut.

Dalam video yang beredar, terlihat para dukun tersebut tengah menyembur keranda mayat dengan air.

Baca Juga: Link Live Streaming Mola TV Manchester City Vs Arsenal Hari Ini, Sabtu 17 Oktober 2020

Mereka juga menaburkan bunga di atas keranda yang diibaratkan sebagai hati nurani DPR.

Aksi  unik ini lantas menyita perhatian publik karena dianggap berbeda dari demo-demo sebelumnya yang dinilai penuh dengan tindakan anarkistis.

Tak hanya itu, aksi theatrical yang dilakukan oleh Serikat Rakyat Miskin Indonesia (SRMI) ini juga dinilai lebih damai dan kreatif sehingga pesan lebih tersampaikan.

Seperti diketahui, aksi demonstrasi yang dilakukan di lokasi yang sama sebelumnya, berujung ricuh dan menyebabkan aparat kepolisian harus menembakkan gas air mata ke arah para demonstran.

Baca Juga: Siap Ungkap Red Notice Djoko Tjandra, Napoleon Bonaparte: Ada Waktunya, Kita Buka Semuanya Nanti

Tindakan aparat ini dipicu oleh aksi anarkistis pendemo yang membakar pos polisi di sekitar Patung Kuda saat unjuk rasa 8 Oktober 2020 lalu.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: PMJ News

Tags

Terkini

Terpopuler