5 Tahun Usai Ditetapkannya Keppres Hari Santri, Berikut Deretan Harapan untuk Santri Kuasai Iptek

23 Oktober 2020, 14:26 WIB
SANTRIWAN dan santriwati Pondok Pesantren Sabilil Muttaqin (PSM) Desa Emplak Kalipucang Kabupaten Pangandaran sebelum Pandemi Covid-19. /DOK. Pesantren Sabilil Muttaqin

PR DEPOK - Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Romo Benny Susetyo mendorong kualitas kalangan santri.

Benny mendorong santri untuk dapat menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) di era digital ini.

“Diharapkan nantinya pemerintah memberi kontribusi dalam peningkatan kualitas para santri memasuki era digital,” katanya dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari RRI.

Kalangan santri juga diharapkan memberikan kontribusi terhadap kemajuan bangsa dalam menjaga kemajemukan bangsa serta membangun nilai kemandirian dalam wirausaha.

Baca Juga: Dalami Kasus Pembunuhan Ibu Hamil di Bandung, Polisi Berhasil Tangkap Terduga Pelaku

Peringatan Hari Santri sendiri sebagai wujud dari nilai-nilai perjuangan bangsa dan secara historis berperan dalam merebut kemerdekaan.

Hari peringatan tersebut juga menjadi momentum bagi bangsa dan negara untuk berkontribusi bagi para santri agar mampu bersaing dalam era globalisasi.

“Nilai-nilai dalam aspek cinta tanah air dan persaudaraan kebangsaan ini sangat penting dalam pendidikan pondok pesantren,” ujar Benny.

Seperti diketahui, sebelumnya peran kaum santri dalam merebut dan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari kolonialisme mendapat perhatian pemerintah.

Baca Juga: Dimakamkan Dekat Posko Pemenangan PDIP, Teguh Prakosa Akui Baru Gelar Kampanye di Rumah Suami Yulia

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengeluarkan Keputusan Presiden No. 22 Tahun 2015 Tentang ditetapkannya Hari Santri Nasional pada tanggal 22 Oktober.

Dengan adanya hal tersebut, Kepala BPIP, Prof. Drs. K.H Yudian Wahyudi, M.A., Ph. mengucapkan terima kasih kepada Presiden Jokowi karena sudah berani menetapkan Keppres tersebut.

“Saya ucapkan terima kasih kepada bapak presiden yang berani menerbitkan Keppres dan menghargai kaum santri,” ujar Yudian.

Yudian juga berterima kasih karena telah memberdayakan sumber daya manusia dari kalangan santri seperti dirinya.

Baca Juga: Polda Riau Selidiki Dugaan Pemalsuan Data Pasien Covid-19

“Dari santri untuk NKRI. Namun, sekarang NKRI untuk santri,” tuturnya dalam webinar dengan tema Nasionalisme Santri.

Dalam kesempatan tersebut, Anggota Dewan Pengarah BPIP, Prof. Dr. KH. Said Aqil Siroj, M.A mengatakan Hari Santri Nasional merupakan hari yang sangat mulia karena mempunyai nilai sejarah tersendiri, yaitu melawan penjajah dengan atribut kelompok umat islam.

“Kaum santri menjadi mitologi yang menjadi atribut kelompok umat Islam yang melawan para penjajah,” kata Said Aqil.

Baca Juga: Guna Memastikan Keselamatan dan Efektivitas Vaksin, Proses Vaksinasi Covid-19 Tunggu Izin BPOM

Ia juga mengatakan bahwa persoalan perbedaan suku sudah tidak ada lagi. Namun, yang menjadi pekerjaan rumah kini adalah persoalan agama yang selalu dikaitkan dengan nasionalisme.

“Indonesia bukan negara islam, juga bukan negara kafir. Namun, Darussalam yakni negara yang damai, negara kebangsaan satu saudara satu ikatan, seperti sistem yang dipakai Nabi Muhammad dalam membangun Madinah,” ujarnya.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: RRI

Tags

Terkini

Terpopuler