Tanggapi Soal Oknum TNI yang Disanksi, Fahri Hamzah: Ada Distorsi Pemahaman di Tubuh Elite Bangsa RI

13 November 2020, 16:50 WIB
Habib Rizieq (kiri) dan Fahri Hamzah (kanan). /Twitter/@fahrihamzah./

PR DEPOK - Kepulangan Habib Rizieq Shihab ke Indonesia memang sudah dinanti-nantikan oleh kebanyakan umat Islam terutama para pendukungnya di Indonesia.

Pasalnya, Habib Rizieq cukup lama menetap di Arab Saudi, tepatnya dari sejak 2017 lalu. Hal itu membuat banyak masyarakat, terutama pengikutnya yang tergabung dalam Front Pembela Islam (FPI) begitu merindukan sosok Habib Rizieq.

Selain itu, ribuan massa juga rela datang ke Bandara Soekarno-Hatta dari waktu dini hari untuk menjemput dan mengawal Habib Rizieq yang tiba di Indonesia pada Selasa, 10 November 2020.

Baca Juga: Habib Rizieq Pulang ke RI, Pengamat: Timbulkan Kecemasan di Kalangan Agama Minoritas di Indonesia

Bahkan terdapat sebuah video beredar yang menampilkan dua anggota TNI dan viral di media sosial.

Dalam video berdurasi 17 detik tersebut, Kopda Asyari Tri Yudha sedang menuju Bandara Soekarno-Hatta dalam persiapan pengamanan kepulangan Imam Besar FPI, Habib Rizieq.

"Kami bersamamu Imam Besar Habib Rizieq Shihab. Takbir, Allahu Akbar," kata Kopda Asyari Tri Yudha.

Hal yang dilakukan dalam video tersebut mengakibatkan dua prajurit dalam video itu mendapat hukuman. Akan tetapi pemberian hukuman itu menuai banyak pro dan kontra.

Baca Juga: Soroti Habib Rizieq Shihab, Gus Choi: Jangan Hanya Kritik, Apresiasi Juga Pemerintahan Jokowi

Wakil Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Fahri Hamzah menilai bahwa peristiwa itu menunjukkan telah adanya distorsi pemahaman di tubuh elite bangsa Indonesia.

"Memang terjadi semacam distorsi pemahaman di tubuh elite bangsa kita terkait posisi agama dalam negara," kata Fahri dalam keterangan pada Jumat 13 November 2020.

Fahri juga mengungkapkan bahwa ada saja sekelompok orang yang memiliki anggapan bahwa tokoh negara tak pantas diidolakan.

"Tetapi juga ada kelompok yag menganggap bahwa tokoh negara tidak layak diidolakan," ucapnya seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari RRI, pada Jumat 13 November 2020.

Baca Juga: Kasus Video Diduga Mirip Gisel Masuki Babak Baru, Polisi Ungkap Telah Tangkap Pelaku Penyebarnya

Lalu, dia menyebutkan bahwa kedua pandangan itu keliru dan harus dirukunkan karena rekonsiliasi yang dibutuhkan bangsa ini lebih luas pengertiannya.

"Termasuk rekonsiliasi literasi agama dan negara. Baru kita bisa tenang. Ini tema berat," ujar Mantan Wakil Ketua DPR tersebut.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: RRI

Tags

Terkini

Terpopuler