Masih Tunggu Izin Edar dari BPOM, Jokowi Instruksikan Simulasi Vaksin Digencarkan di Sejumlah Daerah

- 23 November 2020, 12:57 WIB
Presiden Joko Widodo saat menggelar rapat terbatas bersama jajarannya di Istana Merdeka.
Presiden Joko Widodo saat menggelar rapat terbatas bersama jajarannya di Istana Merdeka. /BPMI Setpres

PR DEPOK - Presiden Joko Widodo menginstruksikan otoritas terkait untuk terus mengoptimalkan pelaksanaan simulasi vaksinasi Covid-19 di berbagai daerah di Indonesia.

Permintaan itu ia ungkapkan saat berada di Istana Merdeka Jakarta, pada Senin, 23 November 2020.

"Kemarin saya lihat simulasi vaksinasi di lapangan sudah baik dan saya minta simulasi terus dilakukan," ucap Jokowi saat menggelar rapat kabinet terbatas dengan topik "Laporan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional".

Baca Juga: Cek Fakta: Pemerintah Beri Bantuan 100 Ribu untuk Pelanggan Setia Operator Tertentu, Simak Faktanya

Rapat tersebut diikuti oleh Wakil Presiden Ma'ruf Amin dan para menteri Kabinet Indonesia Maju.

"Saya akan mengecek 1-2 kali lagi sehingga nanti saat pelaksanaan betul-betul pada kondisi yang sudah sangat baik," ujar Presiden, seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Antara.

Pada Rabu, 18 November 2020 lalu, ia meninjau simulasi imunisasi vaksin Covid-19 di Puskesmas Tanah Sereal Harapan Keluarga Kota Bogor.

Baca Juga: TNI Copot Baliho hingga Usulkan Pembubaran FPI, Fadli Zon: Diujung Timur Sana OPM Masih Menentang

"Paling penting menurut saya terus dilihat, dievaluasi mekanisme proses distribusi vaksin, yang menurut saya paling penting agar perjalanan vaksin ke daerah ini bisa berjalan aman dan lancar," kata presiden.

Pada rapat terbatas itu, Presiden Jokowi juga meminta laporan tentang perkembangan pembelian vaksin Covid-19.

"Saya minta laporan yang pertama mengenai vaksin, ini sampai di tangan kita kapan karena ini sudah prosesnya mestinya proses administrasi, pembayaran sudah dilakukan," ucap presiden.

Baca Juga: Jelang Pilkada 2020, Jokowi Minta Jajarannya Beri Perhatian Khusus dalam Tegakkan Aturan dan Prokes

Presiden Jokowi juga meminta laporan terkait dengan proses distribusi dan pengajuan izin ke Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

"Kemudian kesiapan vaksinasi juga sudah berapa persen, baik yang menyangkut proses distribusi, persiapan untuk cold chain, seller-nya seperti apa dan proses administrasi menuju ke tahapan-tahapan di BPOM dan berkaitan dengan Emergency Use Authorization (EUA) seperti apa," ujar presiden.

Pemerintah Indonesia sudah meneken kesepakatan untuk pengadaan 143 juta dosis konsentrat vaksin dengan perusahaan farmasi asal Tiongkok, yaitu Sinovac, Sinopharm, dan CanSino masing-masing 65 juta dan 15 juta hingga 20 juta konsentrat vaksin.

Vaksin itu rencananya diproduksi BUMN PT Bio Farma.

Baca Juga: 8 Tempat Wisata Terpopuler di Pulau Jawa untuk Habiskan Libur Akhir Tahun 2020 dari Traveloka

Uji klinis tahap ketiga vaksin Covid-19 Sinovac dilakukan tim dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran sejak Agustus 2020 dan sudah ada 1.620 relawan yang mendapatkan suntikan pertama dan belum ditemukan efek samping.

Bio Farma diminta mulai menyiapkan vaksin Covid-19 siap edar tiga juta dosis mulai November 2020 tetapi penggunaannya tetap menunggu persetujuan dari BPOM.

BPOM bertugas mengeluarkan EUA yang menyatakan vaksin aman untuk diproduksi dan disuntikkan kepada masyarakat.

Baca Juga: TNI Ditantang untuk Melawan Organisasi Papua Merdeka, Refly Harun: Memang Harusnya Ini yang Dihadapi

Tahapan tersebut memerlukan waktu sekitar tiga minggu.

Selain dengan Tiongkok, Indonesia menjalin kerja sama vaksin dengan perusahaan teknologi G-24 asal Uni Emirat Arab (UAE) pertengahan Agustus dengan memasok 10 juta dosis vaksin melalui kerja sama dengan PT Kimia Farma.

Masih ada 100 juta dosis vaksin Covid-19 yang diproduksi AstraZeneca diharapkan dapat dilakukan pengiriman pertama pada kuartal kedua 2021.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah