Terjadi Ketimpangan Gender dalam Angkatan Kerja, Penurunan Partisipasi Perempuan Diperparah Pandemi

- 26 November 2020, 17:55 WIB
Menteri PPPA I, Gusti Ayu Bintang Darmawati.
Menteri PPPA I, Gusti Ayu Bintang Darmawati. /Kementerian PPPA/

PR DEPOK – Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Menteri PPPA), I Gusti Ayu Bintang Darmawati Puspayoga menyebutkan peran perempuan dalam menjaga stabilitas ekonomi bangsa.

Dalam seminar daring bertajuk "Perempuan Berdaya, Keluarga Sejahtera", ia menegaskan bahwa peran perempuan tidak bisa dipandang sebelah mata.

“Hasil diskusi World Economic Forum pada Januari 2020 menyatakan pemberdayaan perempuan adalah kunci kenaikan pendapatan bangsa yang akan menentukan kemajuan negara,” tutur Bintang dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Antara.

Baca Juga: Kerumunan di Megamendung Tak Berizin, Satgas Kab Bogor Ditugaskan Buat Surat Laporan ke Polisi

Berdasarkan data perkembangan usaha mikro, kecil, menengah, dan besar di Indonesia pada 2014-2018 menunjukkan, dari total 64 juta unit usaha, 99 persen adalah usaha mikro, kecil, dan menengah.

Sementara itu, hasil survei Bank Dunia pada 2016, lebih dari 50 persen usaha kecil dimiliki perempuan.

Ia menuturkan, UUD 1945 menjamin hak yang sama bagi laki-laki dan perempuan.

Baca Juga: Lindungi Saksi Kasus Korupsi Ekspor Benih Lobster KKP, KPK Berkoordinasi dengan LPSK

Akan tetapi, akses, partisipasi, kontrol, serta manfaat hasil pembangunan antara laki-laki dan perempuan masih ada kesenjangan.

“Hal itu terlihat dari ketimpangan antara laki-laki dan perempuan dalam indeks pembangunan manusia, indeks pembangunan gender, dan indeks pemberdayaan gender,” katanya.

Dari aspek ekonomi, survei Indeks Pembangunan Manusia Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2018 menunjukkan pengeluaran per kapita perempuan lebih rendah daripada laki-laki, yakni sekira Rp9 juta per tahun berbanding Rp15 juta per tahun.

Baca Juga: Terlibat dalam 2 Proyek Besar, Menhub Apresiasi Jepang Komitmen Atasi Masalah Transportasi ASEAN

Sedangkan tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan juga lebih rendah daripada laki-laki.

Diketahui, tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan hanya sekira 50 persen, sementara laki-laki sekira 80 persen.

“Data BPS 2019 dan 2020 menunjukkan tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan yang sudah rendah terus mengalami penurunan, sedangkan tingkat partisipasi angkatan kerja laki-laki yang sudah cukup tinggi mengalami kenaikan,” ucapnya.

Baca Juga: Diduga Terlibat Prostitusi Online, Artis ST dan MA Diciduk Polisi di Hotel Bintang 5

Ia menilai kondisi tersebut memprihatinkan. Terlebih lagi, pandemi Covid-19 telah memperburuk ketimpangan gender yang ada, sehingga kaum perempuan menjadi semakin rentan.

“Padahal, apabila perempuan berdaya, bukan tidak mungkin Indonesia menjadi negara yang semakin maju,” ujar Bintang.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x