Terumbu Karang Terancam Rusak karena Pengambilan Lobster, LIPI Sarankan 2 Metode Tangkap Ini

- 30 November 2020, 17:52 WIB
Ilustrasi terumbu karang./
Ilustrasi terumbu karang./ /

PR DEPOK - Peneliti Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Rianta Pratiwi menyatakan bahwa pengambilan lobster dengan cara tidak ramah lingkungan dapat merusak terumbu karang.

"Pengambilan lobster dengan tidak ramah lingkungan akan merusak terumbu karang sebagai habitat lobster," kata Rianta seperti dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari ANTARA Senin, 30 November 2020.

Rianta menuturkan Indonesia sebagai salah satu pengekspor lobster terbesar, karena wilayah perairannya didominasi oleh terumbu karang yang merupakan habitat terbaik bagi berbagai jenis lobster.

Baca Juga: Resmi Debut Solo dengan Lagu Mmmh, Kai EXO Ungkap Alasan Pilih Album Solo Pertamanya Berjudul KAI

Kerusakan yang terjadi pada terumbu karang, menurutnya disebabkan oleh alat tangkap yang digunakan.

Jika terumbu karang rusak, maka akan berdampak pada keberlanjutan kehidupan biota laut lain yang juga menjadi sumber pakan bagi lobster.

Lobster memakan antara lain moluska, ikan dan krustasea.

Baca Juga: Usai Wagub DKI Positif Covid-19, Pemprov Wajibkan Tes Cepat Jika Ingin Bertemu Anies Baswedan

Dirinya juga mengatakan, untuk menjaga keberlanjutan lobster di laut Indonesia, semestinya yang perlu dilakukan adalah dengan tidak menangkap lobster berukuran kecil atau sedang bertelur.

Menurutnya, jika menemukan atau menangkap lobster yang berukuran kecil atau sedang bertelur maka wajib melepaskan kembali ke perairan.

Saat melepaskan lobster yang tertangkap itu, harus dengan hati-hati agar tidak menyebabkan cacat pada lobster karena bisa berakibat pada penurunan harga.

Baca Juga: Sri Mulyani Pastikan Sisa Dana Penanganan Covid-19 dan PEN 2020 Masih Dapat Digunakan di 2021

Lebih lanjut Rianta mengatakan, metode tangkap yang disarankan adalah yang tidak merusak habitat atau ekosistem serta menjaga kelestarian sumber daya lobster.

Metode tangkap ada dua yakni yang aktif dengan jerat yang dioperasikan dengan menyelam dengan kompresor, dan pasif dengan krendet, bubu dan tramel net (jaring tiga lapis) atau menyelam dan ditangkap dengan hand net.

Sebelumnya, Direktur Eksekutif Pusat Kajian Maritim untuk Kemanusiaan Abdul Halim, menyatakan sepakat bahwa semua benih lobster yang ada dioptimalkan untuk budidaya di dalam negeri.

Baca Juga: Perbaikan Rampung Dikerjakan, Sebagian Jalur Jalan Layang Klender Segera Dibuka Kembali Besok

Menurut dia, dengan mengutamakan benih lobster untuk kepentingan dalam negeri, maka ke depannya mampu memberikan manfaat ekonomi yang lebih besar dalam jangka panjang.

Selain itu, ia menyebutkan bahwa memprioritaskan benih lobster untuk kepentingan domestik bernilai strategis bagi ekonomi bangsa dalam jangka waktu lima tahun ke depan.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah