PR DEPOK – Insiden baku tembak antara anggota Laskar Front Pembela Islam (FPI) dengan aparat kepolisian yang berujung pada tewasnya enam anggota pengawal Habib Rizieq, Senin dini hari lalu, ditanggapi oleh pengamat militer dan intelijen, Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati.
Susaningtyas berpendapat, bahwa insiden tersebut merupakan reaksi aparat dari suatu kondisi sebab akibat atas sikap Habib Rizieq sejak awal datang ke Indonesia.
Dia menilai, jika Imam Besar FPI itu sejak awal tidak membiarkan pengikutnya melakukan kerumunan di tengah kondisi pandemi Covid-19, maka tidak akan ada reaksi dari aparat.
Baca Juga: Seorang Istri di Filipina Sembunyi di Langit-langit Motel Usai Dicurigai sedang Berselingkuh
Namun jika sudah terlanjur hal itu terjadi, Susaningtyas menilai seharusnya Habib Rizieq bersikap kooperatif untuk memenuhi panggilan Polri dalam pemeriksaan dugaan pelanggaran protokol kesehatan Covid-19.
"Kita harus melihat yang terjadi saat ini adalah suatu kondisi sebab akibat. Dari awal jika MRS tidak biarkan pengikutnya lakukan kerumunan di tengah situasi pandemi Covid-19, maka tidak akan ada reaksi dari aparat baik Polri maupun TNI," kata Susaningtyas di Jakarta pada Selasa, 8 Desember 2020, seperti dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari Antara.
Meski begitu, dia juga menyarankan agar aparat kepolisian melakukan evaluasi pemakaian senjata api oleh anggotanya.
Susaningtyas menilai, jika dalam insiden tersebut terbukti benar anggota FPI memiliki senjata api, maka apa yang dilakukan aparat dalam insiden tersebut bisa diterima.
Baca Juga: Muhammadiyah Harap Insiden FPI tak Tutup Kesadaran Masyarakat Soal Kasus Korupsi yang Semakin Marak