Sudah Prediksi Indonesia Lawyers Club Diberhentikan, Rocky Gerung: Pemerintah Sedang Panik

- 16 Desember 2020, 08:37 WIB
Ilustrasi ILC./
Ilustrasi ILC./ /

PR DEPOK – Pemandu acara Indonesia Lawyers Club, Karni Ilyas mengumumkan acara yang dipandunya itu resmi dicutipanjangkan untuk sementara waktu, pada 15 Desember.

Sejumlah tokoh dari berbagai kalangan pernah hadir di acara tersebut, khususnya pengamat politik Rocky Gerung yang kehadirannya sangat diharapkan publik.

Bahkan, dirinya disebut dengan julukan 'no Rocky no party'.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Hari Rabu, 16 Desember 2020: Aries, Mulailah Mendaki!

"No Rocky no party tuh masa lalu, yang sekarang no Karni no berani," kata Rocky Gerung seperti dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari kanal YouTube Rocky Gerung Official.

Rocky Gerung mengaku dirinya tak terkejut acara ini berhenti mendadak, hal ini lantaran diriya sudah menduga dari awal sejak dirinya dilarang hadir lagi di Indonesia Lawyers Club.

"Saya biasa aja karena saya sudah berkali-kali dapat pesan dari langit supaya dilarang hadir atau tidak boleh diundang, itu sinyal-sinyal begitu kita tangkap dari awal. Jadi saya tidak ada yang mengejutkan. Semuanya didalam prediksi kita bahwa itu pasti si Karni di ILC tuh sewaktu-waktu akan di borgol. Mulut Karni di Borgol," ujarnya.

Baca Juga: Jadwal Pemadaman Listrik Kota Depok Rabu, 16 Desember 2020, Mulai Pukul 10.00 hingga 14.00 WIB

Sementara itu terkait Karni Ilyas membuat akun YouTube, Rocky Gerung menilai itu adalah tanda awal bahwa Karni mengetahui Indonesia Lawyers Club tidak akan berlanjut lama.

"Iya itu sinyal awal kita tau ngapain Karni main YouTube kalau bukan persiapan untuk pause ILC," imbuhnya.

Menurut Rocky Gerung pemberhentian acara tersebut bukan termasuk dalam pembredelan, melainkan tindakan menyensor atau mengklasifikasi sendiri wacana.

Baca Juga: Anjlok hingga Ratusan Ribu, Berikut Daftar Harga Emas Antam di Pegadaian Rabu, 16 Desember 2020

"Ini di catatan dalam sejarah ini tentunya bukan pembredelan tapi semacam self censorship. Itu istilah yang dipakai dulu oleh Noam Chomsky untuk menerangkan media itu mestinya bekerja berdasarkan konsen dari masyarakat," ucapnya.

Selain itu, menurutnya pemerintah memanufaktur konsen tersebut.

Hal itu yang diinginkan pemerintah yaitu memanufaktur pikiran.

Baca Juga: Investor Fokus pada Peluncuran Vaksin Covid-19, Harga Minyak Dunia Alami Kenaikan

"Merekayasa, mengendalikan. Jadi pikiran kita dipabrikasi oleh istana," katanya.

Oleh karena itu, menurutnya istana takut bila konsen publik itu menjadi disensus.

"Karni Ilyas mungkin terganggu kesadaran jurnalisnya sebagai orang yang dilatih untuk mengucapkan hal yang benar. Berkali-kali dia berusaha diplomasi tapi kita kebaca dari awal bahwa ini pasti akan ditutup secara sangat sublim dengan macam-macam alasan," ujarnya.

Baca Juga: Jadwal Program Belajar dari Rumah oleh Kemendikbud yang Tayang di TVRI pada Rabu 16 Desember 2020

Lebih lanjut Rocky Gerung mengatakan, acara Indonesia Lawyers Club tidak bisa diterima oleh istana sehingga berbagai upaya dilakukan untuk memberhentikan acara ini.

"Udah gampang ditebak pasti ada yang korslet di Istana sehingga sinyalnya tidak bisa diterima oleh Istana lalu dengan segala macam teknik entah itu melalui dari biro iklan, entah itu melalui dari manajemen TV One," ucapnya.

Menurutnya, tidak ada yang bisa dijadikan alasan sekalipun memakai alasan channel itu bangkrut karena tidak masuk akal.

Baca Juga: BMKG: Waspada Potensi Hujan Disertai Petir dan Angin Kencang di Wilayah Jawa Barat

"Tidak ada alasan apapun untuk mengatakan TV One bangkrut, itu berlimpah iklan isinya. Tapi mungkin karena pemasang iklan ditegur oleh istana, kita hanya boleh menduga-duga tapi dugaan ini selalu punya konteks yaitu persaingan politik yang didalamnya ada tekanan-tekanan bisnis dan macam-macam," tutur Rocky Gerung.***

Editor: Billy Mulya Putra


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x