Namun satu hal yang ingin disorotinya, dalam berpolitik seharusnya Abu Janda bisa memakai argumentasi yang berdasarkan kekuatan logika.
"Di dalam pertandingan politik, orang memakai argumentasi untuk membatalkan pikiran orang lain dengan kekuatan logika, kekuatan argumentasi, bukan dengan kekuatan olok-olok," tuturnya.
Baca Juga: Reaksi Setelah Suntik Vaksin Covid-19 Serta Cara Mengatasinya
Menurutnya mereka yang membalas sebuah pikiran dengan mengolok-olok justru adalah yang gagal dalam berevolusi.
"Itu justru pertanda dari gagal-nya evolusi dalam pikirannya itu," ucapnya.
"Kasus tadi itu, buktinya si Permadi tidak mampu berpikir, pertama dia gak tahu apa itu teori evolusi, kedua dia gak sanggup untuk membantah pikiran Natalius Pigai, itu soalnya," katanya.
Baca Juga: Daftar Rumah Sakit Swasta yang Membuka Pendaftaran Vaksinasi Covid-19
Rocky Gerung menilai, hinaan fisik yang dilontarkan Abu Janda kepada Natalius Pigai sudah termasuk ke dalam ruang lingkup rasisme.
"Ini kan olok-olok yang kasar berkaitan dengan rasisme, ini betul-betul olok-olok yang dangkal," tuturnya.
"Jadi terlihat sebetulnya mereka yang berpolitik dengan akal yang terbatas, selalu jatuh pada kemampuan menghina," katanya.