Beri Pesan kepada Para Perusak Hutan Kalimantan, Said Didu: Bertaubatlah kepada Allah

- 19 Januari 2021, 14:42 WIB
Muhammad Said Didu.
Muhammad Said Didu. /Twitter/@msaid_didu.

PR DEPOK – Berkurangnya kawasan hutan diduga menjadi salah satu faktor terjadinya bencana banjir yang terjadi di Kalimantan Selatan (Kalsel).

Pernyataan tersebut sejauh ini telah diungkapkan oleh beberapa lembaga terkait di antaranya Greenpeace Indonesia, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi), dan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan).

Mantan Staf Khusus Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Muhammad Said Didu turut menyoroti isu tersebut.

Baca Juga: Singgung Gelar Sarjana Kehutanan Jokowi, Rocky: Banjir Kalsel adalah Kesempatannya Jadi Akademisi

Melalui akun Twitter miliknya @msaid_didu, ia meminta para perusak lingkungan tersebut untuk menyaksikan perbuatannya.

Tampaknya, pesan tersebut pun sekaligus Said Didu tujukan kepada pihak pembuat kebijakan.

Wahai para perusak hutan (tmsk pembuat kbjkn) di Kalimantan - silakan saksikan bencana akibat keserakahan kalian,” ujar Said Didu seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com pada Selasa, 19 Januari 2021.

Menurutnya, kerusakan hutan yang terjadi dilakukan oleh segelintir orang yang serakah dan tidak memikirkan akibat dari perbuatannya itu di masa mendatang.

Baca Juga: Megawati 'Kesal' Warga Indonesia Jorok, Gus Umar: Coba Ambil Cermin, Kader Anda Rugikan Wong Cilik!

Said Didu juga mengimbau agar oknum-oknum tersebut segera melakukan tobat atas perbuatannya.

Bertobatlah kepada Allah atas kerusakan yg kalian sudah lakukan,” ucapnya.

Selain itu, Said Didu juga mengajak masyarakat untuk menuturkan doa kepada para korban di Kalsel agar diberi keselamatan.

Mari kita doakan Saudara-Saudara kita di Kalimantan agar tetap selamat dan terhindar dari bencana,” ujar Said Didu.

Baca Juga: Haikal Tuntut Keadilan Tewasnya 6 Laskar FPI, Ferdinand: Biar Kami Urus Surga Kami, Urus Saja...

Sebagaimana diberitakan pada Minggu, 17 Januari 2021, Lapan memberikan hasil analisa kemungkinan terjadinya banjir di Kalimantan.

Berdasarkan data tersebut, kemungkinan terjadinya banjir disebabkan karena adanya penyusutan hutan dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, sejak 2010 hingga 2020.

Dalam kurun waktu tersebut, data tutupan lahan menunjukkan telah terjadi penyusutan luas hutan primer, hutan sekunder, sawah, dan semak belukar.

Luas masing-masing yakni 13.000 hektare (ha), 116.000 ha, dan 47.000 ha di Kalimantan Selatan.

Baca Juga: Walhi Minta Jokowi Tak Usah ke Kalsel, Rocky Gerung: Jangan GR, Mungkin Presiden Mau Lihat Bebek

Sementara itu, area perkebunan di wilayah itu menurut data perubahan tutupan lahan bertambah hingga 219.000 ha.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: Twitter @msaid_didu


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x