PR DEPOK – Mantan Juru Bicara Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Adhie Massardi mengungkapkan pandangannya terkait masalah banjir, termasuk di wilayah DKI Jakarta.
Adhie Massardi meyakini bahwa banjir di wilayah kepemimpinan Anies Baswedan itu akan sangat sulit dihindari.
Tak hanya soal banjir, Adhie Massardi juga menyinggung kasus Covid-19 yang masih tergolong tinggi di Ibu Kota.
Dua hal itu, kata Adhie Massardi, merupakan ancaman sekaligus tugas berat yang diemban Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Hal itu disampaikan Adhie Massardi melalui akun Twitter miliknya pada Selasa, 26 Januari 2021.
“ANCAMAN BANJIR dan virus komunis China Covid-19 tugas berat Gub DKI,” ujarAdhi Massardi sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com pada Rabu, 27 Januari 2021.
Lebih lanjut, ia menyarankan bahwa dalam menghadapi banjir cukup diperlukan sebuah tempat pengungsian dan dapur umum.
“Untuk banjir, siapkan saja tempat ngungsi dan dapur umum,” ujar Adhie Massardi menjelaskan.
Adhie Massardi menekankan bahwa menghentikan fenomena banjir tidak semudah yang dipikirkan. Pasalnya, cara menangani banjir harus melibatkan daerah di luar Provinsi DKI Jakarta.
“Jangan mimpi bisa redam banjir, karena cara ngatasinya harus lintas provinsi (Jabar, Banten),” ucap Koordinator Gerakan Indonesia Bersih itu.
Adhie Massardi menilai, hal itu dapat dilakukan apabila Anies Baswedan menjadi seorang Presiden.
“Kecuali Anies jadi Presiden, ngatasi banjir DKI mudah...!,” kata Adhie Massardi.
ANCAMAN BANJIR dan virus komunis China Covid-19 tugas berat Gub DKI. Untuk banjir, siapkan saja tempat ngungsi dan dapur umum.
▪jangan mimpi bisa redam banjir, karena cara ngatasinya harus lintas provinsi (Jabar, Banten). Kecuali Anies jadi Presiden, ngatasi banjir DKI mudah...! https://t.co/kTcj1HLK4f— ADHIE M MASSARDI (@AdhieMassardi) January 26, 2021
Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria menyatakan bahwa program penanganan banjir di DKI Jakarta pada akhir tahun 2020 berjalan optimal.
Sehingga, kata dia, menyebabkan wilayah DKI Jakarta tidak tergenang banjir seperti awal tahun sebelumnya.
Ia menjelaskan, program penanganan banjir seperti pengerukan sungai, terobosan codetan, perbaikan pompa dan polder berjalan optimal di akhir tahun 2020.
“Namun untuk banjir ini, yang lebih penting kerja sama dengan seluruh masyarakat untuk tidak membuang sampah dan memastikan di lingkungannya bersih,” katanya.***