PR DEPOK – Kasus rasisme dan ujaran kebencian politisi Partai Hanura, Ambroncius Nababan pada aktivis HAM, Natalius Pigai masih berjalan.
Seperti diketahui, Ambroncius Nababan mengunggah sebuah foto Natalius Pigai yang disandingkan dengan seekor gorila di akun Facebook miliknya.
Tak sedikit pihak yang melayangkan kritikan terhadap tindakan Ambroncius Nababan tersebut.
Baca Juga: Terkejut Tahu Dirinya Terkenal di Indonesia, Aktor Film Dewasa Jepang Kakek Sugiono Sampaikan Salam
Buntutnya, pihak kepolisian pun didesak untuk segera mengusut kasus tersebut.
Kasus tersebut turut disoroti politisi Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI), Teddy Gusnaidi.
Melalui akun Twitter miliknya, ia menjelaskan perihal ujaran yang disampaikan Ambroncius Nababan.
Ketika @NataliusPigai2 dihina, disamakan dgn gorila, maka yg dihina dirinya, bukan sukunya. Jgn sampai ada yg memframing bhw yg dihina sukunya. Sama ketika pak @Jokowi dihina, disamakan dgn monyet, tdk ada yg framing bhw sukunya yg dihina.
Jangan coba2 mengganggu Indonesia ya..— Teddy Gusnaidi (@TeddyGusnaidi) January 28, 2021
“Ketika @NataliusPigai2 dihina, disamakan dgn gorila, maka yg dihina dirinya, bukan sukunya,” tulis Teddy sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com pada Jumat, 29 Januari 2021.
Ia menegaskan, jangan sampai perkataan Ambroncius Nababan dipelintir sedemikian rupa.
“Jgn sampai ada yg memframing bhw yg dihina sukunya,” ujarnya.
Baca Juga: Kerumunan Warga Padati Lokasi, Polisi Bubarkan Shooting Sinetron Ikatan Cinta di Megamendung Bogor
Kemudian, Teddy memberikan sebuah contoh lain agar masyarakat tidak salah dalam memahami perbedaan maksud dari pernyataan Ambroncius itu.
“Sama ketika pak @Jokowi dihina, disamakan dgn monyet, tdk ada yg framing bhw sukunya yg dihina,” tuturnya.
“Pernyataan Pigai bahwa "Orang jawa tidak mungkin minta maaf", itu bukan keseseorang, tapi ke suku jawanya,” ujar Teddy melanjutkan.
Ia kembali menegaskan perbedaan makna dari unggahan Ambroncius Nababan itu.
“Ini hanya contoh saja, beda antara menghina seseorang dengan dugaan menghina suku,” katanya.
Lebih lanjut, Dewan Pakar PKPI itu memperingatkan pihak-pihak tertentu untuk tidak ‘mengganggu’ Indonesia.
“Jangan coba2 mengganggu Indonesia ya,” tutur Teddy.***