PR DEPOK – Media sosial kini tengah ramai membahas isu pengambilalihan Partai Demokrat yang kabarnya dilakukan oleh Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko.
Namun, beredar isu lain yang menyebutkan bahwa sikap Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang menggulirkan berita upaya kudeta terhadap dirinya ini dipicu kekesalan lantaran tak mendapatkan kuota menteri di kabinet.
Menurut pengamat politik sekaligus filsuf, Rocky Gerung, isu bahwa AHY kesal sehingga menuding ada yang ingin mengambil alih Demokrat ini, sengaja digencarkan oleh para buzzer istana.
Baca Juga: Sinopsis 3 Days to Kill, Kisah Dilematis Agen CIA Memilih Tugas atau Keluarga di Sisa Waktu Hidupnya
Buzzer-buzzer, kata Rocky, dikerahkan untuk membentuk opini publik sesuai dengan yang diinginkan oleh pihak yang mengerahkannya.
“Saya anggap bahwa Pak Moeldoko manggil lagi ini buzzer-buzzer yang sudah berceceran. Ya sudah kita gembira saja karena ada kerjaan buzzer-buzzer istana. Dan betul bahwa kalau dia nggak dijelaskan pada publik (lewat buzzer), nanti presiden bingung untuk mengambil kesimpulan,” ujar Rocky Gerung, dalam dialognya bersama Hersubeno Arief, seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari kanal YouTube-nya.
Para buzzer ini, lanjutnya, dipakai untuk mencegah presiden menyimpulkan bahwa kudeta Demokrat yang dilakukan tanpa sepengetahuannya itu juga bisa memungkinkan untuk mengkudeta dirinya sebagai presiden.
“Karena kan presiden (nanti) berpikir ‘ini kok diam-diam mau melakukan kudeta Demokrat? Apa dengan cara itu mengambil kekuasaan lebih besar? Sehingga menginginkan terjadi perubahan politik lebih cepat? Jadi kalkulasi presiden juga bisa mendua itu,” paparnya.