PR DEPOK - Dewan Pakar Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI), Teddy Gusnaidi turut memberikan pendapatnya terkait isu kudeta di tubuh Partai Demokrat.
Teddy menjelaskan kepada Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengenai Kongres Luar Biasa (KLB) dalam sebuah organisasi maupun partai politik (parpol).
Dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari akun Twitter miliknya, Teddy menyebut bahwa KLB berstatus legal dalam sebuah parpol atau organisasi.
“Gue ajarin lu ya @AgusYudhoyono, Pertama, KLB itu legal dalam Partai, dan yg ikut KLB itu ya anggota partai tsb, gak bisa org luar,” ujarnya.
“Kedua, penentu suara itu anggota Partai elu. Kalau mereka gak milih elu, itu bukan kudeta namanya, tapi elu kalah. Lu sebenarnya ngerti gak sih?.”
Selanjutnya, Teddy menyarankan AHY untuk membaca terlebih dulu Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) dari sebuah Parpol.
Teddy mempertanyakan, mengapa seorang Ketua Umum seperti AHY tidak memahami hal mendasar seperti itu.
“Makanya elu baca & pahami AD/ART, disitu ada tugas dan kewajiban elu sebagai ketua umum, jika elu gak jalankan tugas dan kewajiban elu, maka para pemilik suara di Partai berhak untuk mengadakan KLB untuk menggantikan elu. Masak hal mendasar begini elu gak paham?,” katanya.
Lebih lanjut, apabila AHY ingin mempertahankan jabatannya sebagai Ketua Umum, Teddy menyarankan AHY untuk melobi para pemilik suara di Partai Demokrat.
Dijelaskan oleh Teddy bahwa KLB adalah suatu proses resmi, dan bukan suatu kudeta politik.
“Nah, jika elu mau tetap mempertahankan jabatan elu, maka elu harus lobi para pemilik suara agar jangan ada KLB. KLB itu adalah proses resmi, bukan kudeta,” ujarnya.
“Elu takut gak dipilih, lalu merengek-rengek ke luar bahwa mau di kudeta? Laki-laki macam apa elu ini?."
Menurut penilaiannya, perebutan kekuasaan di tingkat internal partai adalah hal yang lumrah.
“Laki2 dan politisi itu jgn cengeng, kalau cengeng ya jgn jadi politisi. Perebutan kekuasaan di internal itu hal yang biasa, mungkin pemilik suara tidak puas dengan kinerja elu. Hadapi jangan merengek takut kehilangan posisi. Ini Partai politik bukan grup WA yang anda adminnya,” ucap Teddy.
Ia menegaskan bahwa para pemilik suara di Partai Demokrat tidak akan selalu mengikuti kemauan AHY.
“Partai bukan perusahaan keluarga dan pemilik suara di sana bukan karyawan perusahaan, jadi tidak bisa mereka mengikuti maunya elu,” kata dia melanjutkan.
“Ketika pemilik suara menilai lu gak sanggup memimpin Partai ya sudah, tapi jgn lu salahin org2 pemerintahan, itu pengecut Namanya."
Teddy mengaku memaklumi bahwa AHY adalah seorang politisi baru yang belum mempunyai banyak pengalaman.
Lebih jauh, Teddy menganjurkan AHY untuk ‘membersihkan’ tingkat internal partai terlebih dulu, lalu menjalankan kewajibannya sebagai pemimpin Partai Demokrat.
Baca Juga: Sindir Keras AHY Soal Kudeta Demokrat, Marzuki Alie: Sebaiknya Mundur daripada Fitnah, Masuk Neraka!
“Gue tau lu anak kemarin sore di dunia politik, makanya gue ingetin elu dari dulu, kasian, elu gak ngerti apa2 tapi disuruh main catur, ya habislah elu. Lu bersihin internal elu, jadi diri lu sendiri, dan mulai baca AD/ART jalankan kewajiban elu, itu sudah cukup,” ujar Teddy.
1. Gue ajarin lu ya @AgusYudhoyono, Pertama, KLB itu legal dalam Partai, dan yg ikut KLB itu ya anggota partai tsb, gak bisa org luar. Kedua, penentu suara itu anggota Partai elu. Kalau mereka gak milih elu, itu bukan kudeta namanya, tapi elu kalah.
Lu sebenarnya ngerti gak sih?— Teddy Gusnaidi (@TeddyGusnaidi) February 2, 2021
***