Yan Harahap mengungkapkan, laporan tersebut sangat mungkin muncul lantaran ada jajaran pemerintahan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang tidak ikut fokus membantu presiden dalam menangani pandemi Covid-19.
Kondisi tersebut berpengaruh pada upaya pemerintah dalam menangani pandemi sehingga jadi tidak maksimal.
Menurut Yan Harahap, pihak itu saat ini justru sedang sibuk mengurusi kepentingannya sendiri.
Tanggapan tersebut disampaikan Yan Harahap melalui akun Twitter pribadinya @YanHarahap pada Rabu, 3 Februari 2021.
Gak heran, wong ‘pembantu’ Presiden bukannya ikut fokus tangani pandemi, malah sibuk mau ‘merebut’ partai orang, ngebet nyapres.
-
Studi: Indonesia Peringkat 85 dalam Penanganan Pandemi, Termasuk Rendah di ASEAN - Nasional https://t.co/Bq02mVzJSJ https://t.co/7u2SPr2slY— ???????????? ????. ℍ???????????????????????? (???? ???? ????) (@YanHarahap) February 3, 2021
“Gak heran, wong ‘pembantu’ Presiden bukannya ikut fokus tangani pandemi, malah sibuk mau ‘merebut’ partai orang, ngebet nyapres,” kata Yan Harahap.
Diketahui, pernyataan Yan Harahap itu ditujukan untuk Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko yang isunya akan mengambil alih kepemimpinan Partai Demokrat dari Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) untuk maju di Pilpres 2024.
“Belajarlah dari Mayor AHY, Jenderal Moeldoko. Paling tidak, jika mau masuk politik harus menjadi anggota partai dulu dan mengabdi di partai,” ujar Yan Harahap.
Sebelumnya, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengungkapkan ada gerakan inkonstusional yang akan melengserkan dirinya.