“Pesawat ini tidak mengalami ledakan sebelum membentur air. Pesawat secara utuh membentur air, tidak ada pecah di udara,” ujar Soerjanto.
Lanjutnya menjelaskan, bahwa kondisi mesin turbin dinyatakan masih dalam keadaan hidup. Kondisinya rontok hal ini diprediksi bahwa turbin masih berputar saat membentur air.
Sejak data kotak hitam “Flight Data Recorder” pesawat Sriwijaya Air SJ 182 ditemukan pada 13 Januari 2021, KNKT telah mengunduh data tersebut, seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Antara.
Di dalamnya terdapat 370 parameter dengan kondisi semuanya yang masih dalam keadaan baik.
Treatment khusus perlu dilakukan sebelum dilakukannya pengunduhan data tersebut.
Baca Juga: Cara Mencairkan BLT BPUM UMKM Rp2,4 Juta, Cek Nama Penerima di Link eform.bri.co.id/bpum
Sebelum jatuh di perairan Kepulauan Seribu pada Senin, 9 Januari 2021 pukul 14.40 WIB, sistem pesawat Sriwijaya Air SJ 182, dinyatakan KNKT masih berfungsi dan mampu mengirim data.
Data radar ADS-B dari Perum Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (Airnav Indonesia) telah dikumpulkan oleh KNKT.
Berdasarkan data tersebut, ditunjukkan pesawat mengudara pada pukul 14.36 WIB, terbang menuju arah barat laut, dan pesawat berada pada ketinggian 10.900 kaki pada pukul 14.40 WIB.