PR DEPOK – Istilah buzzer saat ini tengah diperbincangkan lantaran dianggap sangat meresahkan karena kerap menyerang pihak yang mengungkapkan pendapat berbeda atau mengkritik pemerintah.
Bahkan, ada pihak-pihak yang menyebut era sekarang adalah orde buzzer, di mana kehadiran buzzer kini semakin banyak dan membuat ‘takut’ sebagian masyarakat yang mengkritik pemerintahan.
Mencuatnya isu tersebut pun kemudian ditanggapi oleh politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Ruhut Sitompul melalui akun Twitter pribadinya @ruhutsitompul pada Jumat, 12 Februari 2021.
Menurut Ruhut Sitompul, sejumlah pihak yang mengatakan era saat ini adalah orde buzzer, mereka adalah orang-orang yang tidak siap untuk bersaing beradu argumen.
“Yg mengatakan era sekarang Orde BuzzerRp, Orang2 kupluk yg IQnya jongkok jadi nggak berani bersaing ha ha ha MERDEKA,” kata Ruhut Sitompul seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com.
Yg mengatakan era sekarang Orde BuzzerRp, Orang2 kupluk yg IQnya jongkok jadi nggak berani bersaing ha ha ha MERDEKA????????????.— Ruhut Sitompul (@ruhutsitompul) February 12, 2021
Sementara itu, diketahui, salah satu pihak yang menyebut era saat ini orde buzzer adalah mantan Juru Bicara Presiden Gus Dur Adhie M Massardi.
Baca Juga: Aliansi Mahasiswa UGM: Selamat Jokowi Juara Umum Lomba Ketidaksesuaian Omongan dengan Kenyataan
Adhie M Massardi menuturkan orde buzzer atau disebut orba 2.0 untuk era sekarang, dan orba 1.0 untuk era Presiden Soeharto.
Menurutnya, jika era Presiden Soeharto, pemerintah menggunakan ABRI untuk merepresi para pengkritik, maka di era saat ini pemerintah menggunakan para buzzer untuk membunuh karakter pengkritik.
Kendati demikian, Adhie M Massardi menegaskan bahwa kedua orde tersebut sama buruknya.
Hal tersebut disampaikan Adhie M Massardi melalui akun Twitter pribadinya @AdhieMassardi pada Rabu, 10 Februari 2021, saat menanggapi pernyataan dari ekonom senior Indonesia DR. Rizal Ramli.
“ORBA 2.0 》memang ini penguasa bisa disebut rezim ORBA (Orde BazzeRp). Jika ORBA 1.0 gunakan ABRI untuk merepresi para pengeritik pemerintah, ORBA 2.0 gunakan BazzeRP tuk bunuh karakter para pengeritik rezim. Biayanya sama2 diambil dari APBN. tp 2 jenis ORBA ini sama2 buruk,” kata dia.***