Karena menurutnya, mungkin mahasiswa merasa bingung lantaran tidak bisa berdemonstrasi, sebab akan dihadang lagi dengan disebut menimbulkan kerumunan.
“Jadi dia (mahasiswa) dapat ide lain yaitu lakukan protes, lakukan kritik melalui pemberian award itu. Ini adalah award yang akan dicatat oleh sejarah karena betul-betul datang dengan maksud yang sangat mulia,” ucapnya.
Menurutnya, lain halnya jika ‘penghargaan’ tersebut diberikan oleh UI atau Universitas Diponegoro.
“Ini langsung dari kampus Presiden. Jadi komunitas akademis betul-betul, mungkin rapatnya siang-malam dalam satu minggu untuk memutuskan apa yang buat jadi legacy dari Presiden Jokowi yang adalah alumnus UGM,” ujar akademisi itu.
Maka dari itu, Rocky Gerung menyatakan pada akhirnya para mahasiswa mengambil kesimpulan untuk memberikan Jokowi ‘penghargaan’ tentang inkonsistensi.
Baca Juga: Masyarakat Takut Diserang Buzzer, Staf Kemkominfo Henry Subiakto: Mereka adalah ‘Buzzer Bangsa’
Dosen filsafat UI itu berharap supaya ‘penghargaan’ tersebut dilembagakan. Jadi, lanjut dia, siapa pun nanti yang bersikap inkonsisten akan mendapatkan award yang sama.
“Saya berterimakasih betul pada teman-teman mahasiswa yang mampu untuk menghasilkan lembaga baru, namanya lembaga pemeringkat inkonsistensi,” katanya.***