PR DEPOK – Tokoh Nahdlatul Ulama (NU), Savic Ali turut mengemukakan pendapatnya terkait pernyataan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD.
Sebelumnya, Mahfud MD menanggapi pernyataan Wakil Presiden RI ke-12, Jusuf Kalla baru-baru ini, mengenai cara kritik pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) agar tak dipolisikan.
“Pernyataan Presiden Jokowi, kalau pemerintah terbuka terhadap kritik adalah sikap yang sungguh-sungguh. Itu menjadi sikap dasar pemerintah,” kata Mahfud MD.
Selanjutnya, menurut Mahfud MD, pemerintahan yang sehat dan demokratis senantiasa terbuka terhadap kritik.
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu juga menjelaskan bahwa sebagai negara demokrasi, pemerintah terbuka terhadap kritik.
Ia pun menegaskan bahwa masyarakat bebas melapor ke polisi apabila ada suara kritis, lantaran laporan ke polisi terhadap suatu kritik bukan dilakukan oleh pemerintah.
“Kami juga tak bisa menghalangi orang mau melapor, itu kan hak rakyat. Bukan pemerintah yang melapor,” ujarnya.
Melalui akun Twitternya @savicali, Savic Ali mengatakan bahwa kini, masyarakat hidup dalam polarisasi.
“Kita hidup dlm polarisasi. Suatu kali kita jadi korban, di waktu lain kita jd pelaku,” ujar Savic Ali seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com pada Senin, 15 Februari 2021.
Menurut Direktur media NU itu, selalu ada pihak-pihak tertentu yang melewati batas dalam perkubuan politik.
“Dan dalam perkubuan besar dan longgar akan selalu ada yg melewati batas,” ujarnya.
Apabila hal itu terjadi, maka kekuasaan akan memainkan peran yang lebih besar ketimbang aturan-aturan yang berlaku.
“Jika polarisasi sdh sgt luas dan dalam dmn semua org merasa lbh aman jika berkubu, maka power akan memainkan peran yg lbh besar ktmbg aturan,” ucap Savic Ali.
Dan dalam perkubuan besar dan longgar akan selalu ada yg melewati batas. Jika polarisasi sdh sgt luas dan dalam dmn semua org merasa lbh aman jika berkubu, maka power akan memainkan peran yg lbh besar ktmbg aturan.— savic ali (@savicali) February 15, 2021
Jika hal itu sudah seperti itu, dikatakan Savic Ali menegaskan situasi akan sangat tidak mudah, termasuk di Indonesia sendiri.
Baca Juga: Shamsi Ali Desak ITB Laporkan Balik GAR, Said Didu: Sepertinya Gak akan Berani Melaporkan
“Jika sdh spt ini mendudukkan situasi akan sgt tdk mudah. Apalagi di negara sebesar Indonesia,” ujar dia tegas.
Oleh sebab itu, ia meminta semua pihak untuk tidak melanjutkan permusuhan yang telah berlangsung terus-menerus sebelumnya datangnya penyesalan.
“Maka jgn terus-terusin gelut, kecuali mmg kita tdk akan menyesal dg semua yg mgk terjadi. To be or not to be,” katanya.
Dan dalam perkubuan besar dan longgar akan selalu ada yg melewati batas. Jika polarisasi sdh sgt luas dan dalam dmn semua org merasa lbh aman jika berkubu, maka power akan memainkan peran yg lbh besar ktmbg aturan.— savic ali (@savicali) February 15, 2021
Ia menilai, dalam sejarah perpolitikan nasional, telah banyak pihak yang gugur karena perselisihan, termasuk orang-orang yang berjasa dalam mendirikan negeri ini.
“Udah byk yg mati dlm sejarah perselisihan politik di Indonesia. Termasuk org-org yg tercatat sgt berjasa pada pendirian republik ini,” kata Savic Ali.
Udah byk yg mati dlm sejarah perselisihan politik di Indonesia. Termasuk org-org yg tercatat sgt berjasa pada pendirian republik ini.— savic ali (@savicali) February 15, 2021
***