Jumlah Kasus Harian Covid-19 Dunia Turun Cukup Signifikan, Zubairi Djoerban Berikan Penjelasan

- 20 Februari 2021, 19:07 WIB
Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof. dr. Zubairi Djoerban Sp.PD.
Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof. dr. Zubairi Djoerban Sp.PD. /Instagram/@profesorzubairi.

PR DEPOK - Pandemi Covid-19 yang muncul pertama kali di Wuhan China hingga kini masih menyerang dunia dan berbagai negara, termasuk Indonesia. 

Setiap harinya kasus terinfeksi virus ini terus meningkat, begitu pun angka korban jiwa yang meninggal dunia. 

Berdasarkan data dari World Do Meter, total kasus positif Covid-19 yang saat ini sudah tercatat di seluruh dunia adalah sebanyak 111.301.110 kasus, dengan angka kematian mencapai 2.465.152 jiwa. 

Baca Juga: Anies Baswedan Dikritik Imbas Banjir di Jakarta, Andi Arief: Seberapa Lama Air Surut Baru Bisa Beri Penilaian!

Sedangkan menurut data dari Kementerian Kesehatan Indonesia, jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia sendiri hingga Sabtu, 19 Februari 2021, mencapai 1.263.299 kasus, dengan jumlah korban meninggal sebanyak 34.152 orang, dan 1.069.005 orang yang berhasil sembuh.

Meski demikian, Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof. Zubairi Djoerban Sp.PD, menyebutkan bahwa jumlah kasus harian Covid-19 dunia beberapa pekan terakhir mengalami penurunan. 

Hal itu ia sampaikan melalui akun Twitternya @ProfesorZubairi berdasarkan keterangan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). 

Zubairi mengatakan bahwa penurunan tersebut terjadi begitu signifikan sesuai dengan catatan WHO. 

Baca Juga: Hasnaeni 'Wanita Emas' Blak-blakan Siap Gantikan AHY untuk Pimpin Partai Demokrat Jika Hal Ini Terjadi 

"Ini nyata. Beberapa pekan terakhir, jumlah kasus harian Covid-19 dunia menurun secara dramatis. Badan Kesehatan Dunia (WHO) mencatat, penurunan global itu sebesar 16 persen. Cukup signifikan," kata Zubairi.

Dari kejadian tersebut, Zubairi kemudian menyebutkan beberapa hal yang menurutnya berkaitan dengan penurunan kasus itu.

Dalam cuitannya, ia mengungkapkan bahwa perilaku baik masyarakat di dunia yang patuh dengan aturan Covid-19 menjadi faktor utama terjadinya penurunan kasus. 

"Penurunan kasus bisa dikaitkan dengan banyak hal. Tapi yang utama adalah perilaku baik masyarakat dunia dan kepatuhan terhadap penguncian (lockdown), yang di Indonesia disebut PSBB atau PPKM," ucapnya seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com. 

Baca Juga: Perahu tak Kunjung Datang, Dian Pelangi dan Suami Nekat Terobos Banjir untuk Mengungsi ke Rumah Kakaknya 

Menurutnya meski banyak masyarakat dunia tidak suka dengan kebijakan lockdown tersebut, tapi tidak bisa dipungkiri bahwa aturan itu terbukti berhasil menekan kasus penyebaran Covid-19. 

"Anda akan melihat kasus Covid-19 itu turun di wilayah dunia yang menerapkan kebijakan penguncian. Bisa dicek," ujar Zubairi menambahkan. 

Kemudian, faktor lain yang mempengaruhi terjadinya penurunan kasus itu, lanjut dia, adalah kebiasaan mematuhi aturan seperti menjaga jarak dan mengenakan masker. 

"Faktor lain adalah kebiasaan memakai masker dan menjaga jarak, apalagi di dalam ruangan. Itu amat membantu menurunkan kasus baru Covid-19," katanya.

Baca Juga: Heran Ada Tersangka Kasus Korupsi Tidak Ditahan, Dewi Tanjung: Siapa yang Kendalikan KPK?

Zubairi lalu menyebutkan contoh-contoh nyata mulai munculnya kesadaran dari masyarakat terhadap aturan-aturan menjaga diri dari virus, dan itu dapat dilihat dari acara-acara televisi, baik di Indonesia maupun di negara-negara lainnya.

Lebih lanjutnya, alasan lain yang membuat angka kasus harian di dunia menurun adalah dugaan terkait kekebalan populasi di tingkat tertentu yang membuat penyebaran virus melambat. 

"Kemudian, ada dugaan para ahli tentang kekebalan populasi pada tingkat tertentu--yang cukup membuat penyebaran virus korona melambat. Ini terjadi di India. Lihat saja angka kasus Covid-19 di sana. Turun dari 100 ribu kasus per hari menjadi hanya 11 ribu," ucap Zubairi. 

Sedangkan terjadinya musim dingin, meski belum diketahui berdampak atau tidak pada penurunan kasus, tapi ia menyebutkan bahwa di Amerika Serikat musim dingin bisa menghambat penyebaran virus di beberapa negara bagian.

Baca Juga: Akui Jadi Saksi Kehormatan SBY kepada Megawati, Dipo Alam: Saya Diperintahkan Khusus Buat Bu Mega Senang

Hal itu diketahui, lanjutnya, dari pelacakan testing Covid-19 yang dilakukan Amerika pada warganya. 

Tak hanya di Amerika, Zubairi juga menyatakan bahwa penurunan angka testing Covid-19 juga terjadi di Indonesia saat ini. 

Selanjutnya terkait berhubungan atau tidaknya program vaksinasi Covid-19 dengan peristiwa penurunan angka kasus harian, ia mengungkapkan bahwa untuk mengukur hal itu perlu dilakukan hitungan bulan. 

Dalam pernyataan terakhirnya, Zubairi lalu menyampaikan prediksi berakhirnya pandemi dari Kolumnis kesehatan ternama yang menyatakan pendapatnya berdasarkan dari data-data yang teruji. 

Baca Juga: Klaim DKI Tak Lakukan Apapun untuk Atasi Banjir, Ferdinand: Gubernur seperti Ini Hanya Buat Ibu Kota Mundur

"Kolumnis kesehatan ternama Martin makary memprediksi, sebagian besar penyakit Covid-19 akan hilang pada April nanti. Opini itu ia sampaikan berdasarkan data laboratorium, matematika, literatur, dan percakapannya dengan para ahli. Baru prediksi. Semoga saja. Terima kasih," ujarnya menjelaskan.

***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: Twitter @ProfesorZubairi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah