Ratusan Warga Israel Terinfeksi Covid-19 Usai Divaksin, Zubairi Djoerban Paparkan Soal Vaksin Pfizer

- 4 Januari 2021, 08:10 WIB
Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zubairi Djoerban.
Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zubairi Djoerban. /Instagram @profesorzubairi/

PR DEPOK - Baru-baru ini ratusan orang di Israel dikabarkan positif Covid-19 usai melakukan vaksinasi dengan vaksin Pfizer-BioNTech. 

Padahal sebelumnya, vaksin Pfizer-BioNTech ini diklaim miliki kekebalan hingga 95 persen. 
 
Kabar tersebut kemudian menuai banyak komentar dari publik. Tak sedikit dari warganet menjadi ragu pada keamanan vaksin Covid-19. 
 
 
Menanggapi keraguan dari banyak warganet, Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof. dr. Zubairi Djoerban Sp.PD menyampaikan penjelasannya soal vaksin Pfizer-BioNTech. 
 
Melalui akun Twitter @ProfesorZubairi, ia menjelaskan tanggapannya terkait berita dari 240 orang Israel yang positif terinfeksi Covid-19. 
 

"Sebelum riuh. Ada berita yang menyatakan: 240 orang Israel terinfeksi Covid-19 beberapa hari setelah divaksinasi Pfizer," kata Prof Zubairi seperti dikutip Pikiranrakyat-depok.com pada Minggu, 3 Januari 2021. 

 
Lalu, Zubairi mengungkapkan bahwa vaksin Pfizer sebetulnya tidak bisa menularkan virus corona bahkan seseorang tidak akan terinfeksi Covid-19 karena melakukan vaksinasi. 
 
"Pertanyaannya, apakah vaksin Pfizer dapat menularkan virus korona? Tentu tidak. Tak ada kemungkinan seseorang terinfeksi Covid-19 karena disuntik vaksin," ucapnya menambahkan. 
 
Kemudian, Zubairi menjelaskan secara detail terkait vaksin Pfizer, yang sebetulnya dibuat bukan dari virus corona. 
 
 

 "Kenapa? karena vaksin Pfizer bukan dibuat dari virus korona. Mereka pakai teknik mRNA, yaitu kandungan kode genetik protein yang melatih sistem imun tubuh mengenali virus. Teknik ini juga membentuk antibodi jika sewaktu-waktu virus itu datang menginfeksi. Itu yang saya tahu," ujar Zubairi menjelaskan.

Dia juga memaparkan tentang proses kekebalan tubuh terhadap virus.

Menurutnya saat suntikan pertama vaksin, terdapat jangka waktu dalam proses kekebalan tubuh agar meningkat.
 

"Untuk diketahui. Proses kekebalan terhadap virus itu baru meningkat sekitar 8-10 hari setelah suntikan pertama. Sekitar 50 persen," kata Zubairi.

 
Maka dari itu, ia mengatakan hal itu lah yang membuat suntikan kedua dari vaksin tersebut penting. 
 
"Itulah mengapa dosis kedua vaksin jadi penting, karena akan memperkuat sistem kekebalan terhadap virus di atas 90 persen. Ini bicara Pfizer ya," ucapnya dalam unggahan yang sama. 
 
Setelah itu, dalam jarak waktu 8 hingga 10 hari itu kekebalan tubuh dari vaksin Pfizer itu belum muncul. Dari jarak waktu itu kemudian seseorang mungkin saja bisa terinfeksi Covid-19. 
 
 

"Nah, saya membaca, sebelum 8-10 hari, kekebalan awal dari vaksin Pfizer itu memang belum muncul. Sehingga masih ada kemungkinan terinfeksi. Tapi, setelah 8-10 hari, risiko tertular jadi berkurang. Dan, semakin terproteksi dari virus setelah vaksinasi kedua," ujarnya.

Pada akhir thread Twitter pribadinya tersebut, dia mengingatkan meski telah divaksin, tapi penerima vaksin tetap harus mendisiplinkan protokol kesehatan agar tidak terinfeksi Covid-19.
 

"Artinya, setelah divaksinasi, seseorang itu tetap saja harus menerapkan prokes yang ketat. Tidak mentang-mentang setelah divaksin bisa melonggarkan masker dan jaga jarak. Jangan bertingkah," kata Zubairi menegaskan.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x