Beberkan Perbedaan Kerumunan HRS dan Jokowi, Christ Wamea: HRS Penghasutan, Sedangkan Presiden Antusias Warga

- 24 Februari 2021, 19:53 WIB
Tokoh Papua, Christ Wamea.
Tokoh Papua, Christ Wamea. /Twitter/@PutraWadapi.

PR DEPOK – Kerumunan yang terjadi akibat kedatangan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) di Maumere, Nusa Tenggara Timur kemarin menuai polemik.

Pasalnya, banyak pihak yang menyebut kerumunan Jokowi sama seperti kerumunan Habib Rizieq saat pulang dari luar negeri di Bandara Soekarno-Hatta.

Penilaian itu muncul lantaran kedua momen kerumunan tersebut tampak massa yang datang tidak menerapkan protokol kesehatan, yakni tanpa jarak dan masker.

Baca Juga: Hasil Survei Elektabilitas Capres Tunjukkan Prabowo Teratas, Ridwan Kamil dan Ganjar Pranowo Jadi Ancaman

Namun tampaknya masih ada pihak yang memandang kedua kerumunan tersebut berbeda, yaitu tokoh papua Christ Wamea.

Christ Wamea pun menyebutkan perbedaannya. Kerumunan Habib Rizieq, katanya masuk kategori penghasutan.

Sedangkan kerumunan presiden adalah spontanitas dari cara Presiden menghargai anutiasme rakyatnya.

Baca Juga: Terima Kunjungan Raffi Ahmad dkk, Menpora: Mereka Siap Kampanyekan Prokes saat Gelaran Piala Menpora 2021

Klu kerumunan pak HRS itu penghasutan. Sedangkan kerumunan presiden itu spontanitas dan antusiasme masyarakat,” kata Christ Wamea seperti dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari akun Twitter pribadinya @PutraWadapi pada Rabu, 24 Februari 2021.

Sebelumnya, Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin menjelaskan mengenai kerumunan tersebut.

Dia menerangkan kerumunan yang terjadi saat itu adalah spontanitas yang dilakukan Jokowi untuk menghargai antusiasme masyarakat.

Baca Juga: Tegur Penanganan Banjir Anies Baswedan, Gus Nadir Tegas: Gak Butuh Ngeles, Buktikan Bisa Kerja Gak?

"Itu spontanitas presiden untuk menghargai antusiasme masyarakat, suvenirnya itu buku, kaos, dan masker. Intinya presiden tetap mengingatkan warga tetap menaati protokol kesehatan," kata Bey.

Peristiwa itu terjadi saat warga berjejer di sepanjang jalan dari Bandara Frans Seda Maumere hingga menuju Bendungan Napun Gete, Kabupaten Sikka.

Pada kedatangannya itu, Presiden Jokowi akan meresmikan bendungan Napun Gete di kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur.

Baca Juga: Nilai Pemprov DKI Manupulatif Data Soal Banjir, Dedek Prayudi: Gak Bisa Kerja, Sibuk Dusta Demi Citra

Sebagai informasi, saat ini progres pengisian air (impounding) Bendungan Napun Gete sudah 40 persen yang dimulai sejak Desember 2020 dengan total tampungan 11,2 juta meter kubik.

Bendungan Napun Gete memang direncanakan berfungsi untuk menjadi air baku dan irigasi guna mengairi lahan seluas 300 hektare sekaligus sebagai alternatif tujuan wisata baru di Maumere.

Selain untuk irigasi, bendungan Napun Gete juga berfungsi sebagai penyedia air baku di Kabupaten Sikka yang dapat menyalurkan air hingga sebanyak 214 liter per detik, pengendali banjir sebanyak 219 meter kubik/detik dan memiliki potensi pembangkit tenaga listrik sebesar 0,71 mega watt.

Baca Juga: Soroti Kerumunan Jokowi di Maumere, Rocky Gerung: Justru Presiden Memancing dengan Melempar-lemparkan Hadiah

Pembangunan bendungan Napun Gete menggunakan biaya APBN senilai Rp880 miliar yang dilaksanakan oleh PT Nindya Karya (Persero) sejak Januari 2017.

Turut hadir dalam peresmian tersebut antara lain Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Gubernur NTT Viktor Laiskodat, Bupati Sikka Fransikus Roberto Diogo, dan pejabat terkait lainnya.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x