“Badai korupsi yang melanda menteri dan sejumlah tokoh dari PDIP menjadi ujian serius bagi partai berkuasa tersebut,” ujarnya.
Menurutnya, keberhasilan PDIP memenangkan pemilu dua kali berturut-turut memantapkan posisi sebagai partai terbesar.
Bahkan, lanjut dia, PDIP diyakini mampu mencetak rekor menang tiga periode pada Pemilu 2024 mendatang.
“Tetapi melesatnya elektabilitas partai oposisi, dalam hal ini diwakili Demokrat, bisa menyulitkan langkah PDIP pada 2024, sehingga tidak akan berjalan mulus, bahkan mungkin PDIP harus melalui jalan terjal dan berdarah-darah,” tuturnya.
Maka tak heran, kata dia, berbagai cara dilakukan PDIP, dari mengusulkan kenaikan PT hingga mengundurkan jadwal Pilkada 2022 serta mempertahankan presidential threshold.
“Jika Demokrat bisa memimpin oposisi, tidak tertutup kemungkinan strategi PDIP bisa buyar,” kata Rudi.
Untuk diketahui, survei Y-Publica dilaksanakan pada 5-15 Februari 2021 terhadap 1.200 orang mewakili seluruh provinsi di Indonesia.
Survei dilakukan melalui sambungan telepon kepada responden yang dipilih acak dari survei sebelumnya sejak 2018.