Seluruh DPD Minta Kader Pengkhianat Dipecat, AHY: Masalah Demokrat adalah Ancaman Serius Terhadap Demokrasi

- 25 Februari 2021, 13:44 WIB
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) berkomentar tentang kudeta yang dihadapinya.
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) berkomentar tentang kudeta yang dihadapinya. /Instagram.com/@agusyudhoyono.

PR DEPOK – Seluruh Ketua DPD Partai Demokrat yang berjumlah 34 orang meminta DPP dan Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bertindak tegas.

Mereka meminta AHY memecat segelintir kader yang berupaya mengambil alih kepemimpinan Partai Demokrat dan berkonspirasi bersama pihak eksternal.

Ketua DPD Partai Demokrat Sulawesi Selatan, Ni’matullah mengatakan bahwa seruan ini disampaikan secara serempak dalam deklarasi pernyataan bersama ketua DPD Demokrat.

Baca Juga: Sutiyoso Heran Banjir di Mana-mana Tapi Anies yang 'Digebukin', Geisz: Otak Mereka Dikit Bang Yos, Maklumi!

“Bertekad untuk melawan para pelaku gerakan pengambilalihan kepemimpinan Partai Demokrat, termasuk meminta DPP untuk melakukan pemecatan terhadap kader yang berkhianat,” ucapnya dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Antara.

Poin kedua, lanjut dia, yakni setia dan tunduk patuh pada konstitusi Partai Demokrat yang telah menetapkan AHY sebagai Ketua Umum yang sah sesuai hasil kongres V Partai Demokrat.

Kemudian, telah mendapatkan pengesahan dari Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham).

Poin ketiga yakni bertekad untuk membangun dan membesarkan Partai Demokrat yang sedang bangkit dan diterima publik sebagai partai yang senantiasa memperjuangkan harapan rakyat.

Baca Juga: Sebut Kerumunan Warga Bentuk Cinta kepada Jokowi, Ruhut SItompul: Mereka Mau Lihat Presiden yang Rendah Hati

Deklarasi para ketua DPD ini sekaligus meniadakan upaya melakukan kongres luar biasa atau KLB.

Dalam AD/ART Partai Demokrat, KLB hanya dapat dilaksanakan antara lain dengan persetujuan dua per tiga dari jumlah ketua DPD sebagai pemilik suara.

Para ketua DPD Partai Demokrat itu berkumpul mendengarkan paparan dan arahan dari Ketua Umum AHY serta dari Ketua Majelis Tinggi Partai, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Lebih jauh, AHY menjelaskan kronologi upaya pengambilalihan paksa kepemimpinan DPP Partai Demokrat yang ternyata sudah dimulai sejak awal Januari 2021.

Baca Juga: Isu Gerakan Pengambilalihan Kekuasaan AHY Memanas, SBY Tegas: Partai Demokrat Not for Sale! 

Segelintir kader dan mantan kader yang berkhianat membujuk para Ketua DPD, DPC, dan sejumlah kader untuk bergabung menumbangkan kepemimpinan yang sah.

Menurut keterangan AHY, isu-isu yang mereka gunakan ternyata hoaks dan tidak berdasar.

Kemenangan dalam Pilkada 2020 yang melampaui target, tren elektabilitas partai dan AHY yang terus naik dari berbagai survei.

Kemudian juga soliditas pengurus serta kader dari berbagai daerah membantah semua argumentasi yang digunakan untuk memecah belah partai.

Baca Juga: SBY Tegas Perintahkan untuk Usir Kader Demokrat yang Lancarkan Gerakan Kudeta, Yan Harahap: Siap Laksanakan!

Ia melanjutkan bahwa Partai Demokrat juga mendapatkan dukungan dari publik, media, serta sejumlah elemen masyarakat sipil.

Kemudian, survei-survei secara konsisten menunjukkan aktor eksternal yang mendalangi upaya pengambilalihan paksa ini memiliki elektabilitas nol persen.

Partai Demokrat is not for sale,” ujar SBY selaku Ketua Majelis Tinggi Partai.

Pendiri Partai Demokrat tersebut mengapresiasi langkah cepat dan tepat dari Ketum AHY serta jajaran pengurus partai.

Baca Juga: Kerumunan Jokowi Disamakan dengan Kasus HRS, Teddy: Tak Bisa Disamakan, Tidak Ada Pasal Pidana Berkerumun 

Akan tetapi, ia mengingatkan gangguan dan serangan pasti akan terus terjadi, seiring makin meningkatnya elektabilitas dan dukungan publik bagi partai non-pemerintah ini.

Selanjutnya, AHY menutup pertemuan dengan menginstruksikan seluruh jajaran pengurus dan kader untuk menguatkan soliditas serta melawan upaya-upaya pengambilalihan kepemimpinan partai.

“Tunjukkan bahwa masalah yang sekarang PD hadapi ini merupakan ancaman serius terhadap kehidupan demokrasi di Indonesia,” ujarnya.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah