PR DEPOK - Ketua Umum Partai Ummat, Amien Rais turut memberi tanggapan ihwal fenomena buzzer Istana yang belakangan marak diperbincangkan publik.
Disampaikan Amien Rais dalam video di kanal YouTube miliknya Kamis, 25 Februari 2021, adanya buzzer istana di era Presiden Joko Widodo tak lepas dari keyakinannya soal ambisi Presiden untuk menancapkan kekuasaan selama dua periode sejak dilantik menjadi presiden 2014 lalu.
Ia menilai bahwa sejak awal Presiden Jokowi sudah ada niatan yang kuat dan alasan indah untuk menjadi pemimpin selama 10 tahun.
“Kedengarannya indah, supaya kekuasaan 10 tahun itu akan bisa menjamin stabilitas politik Indonesia demi tercapainya kemakmuran, keadilan, kesentosaan, bagi seluruh rakyat Indonesia,” ujarnya sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com, Jumat, 26 Februari 2021.
Namun menurutnya alasan yang terdengar indah itu nyatanya harus kandas lantaran caranya jauh dari nilai-nilai dan aturan demokrasi.
Amien Rais menilai yang dilakukan Presiden Jokowi, justru telah membenamkan pilar-pilar demokrasi dan melabrak habis pihak oposisi.
Lebih lanjut menurut mantan Ketua Umum PAN itu, adanya buzzer atau pendengung bayaran yang suka menjungkirbalikkan fakta dan logika serta sangat suka memfitnah dan meremehkan pihak oposisi semakin memperparah keadaan ini.
Baca Juga: Sinopsis The Legend of Hercules, Kisah Perjuangan Hercules Kembali ke Kerajaannya yang Sah
“Bahkan lebih penting lagi selalu melakukan kezaliman hukum, politik, sosial, ekonomi, dan sayang sekali juga selalu menganggap enteng pelanggaran hak asasi manusia,” ujarnya.
Amien Rais menuturkan bahwa kejahatan-kejahatan ini selalu dipertontonkan selama satu periode kepemimpinan Presiden Jokowi yang pada tahun pertama di periode keduanya juga melakukan hal yang sama.
“Jadi saya amati rezim Jokowi paham bahwa media massa mainstream tidak lagi dipercaya oleh rakyat, karena rakyat memahami media ini seolah hanya corong dari rezim penguasa. Sehingga sadar akan kelemahan ini, maka tentu mereka harus terjun ke medsos dan tentu caranya adalah dengan membangun, membiayai, dan menyewa buzzers machinery,” ucap mantan Ketua MPR era Gus Dur dan Megawati itu.
Buzzer machinery yang dimaksud, kata Amien Rais adalah barisan pendengung yang menjual dan menggadaikan diri untuk menjadi guard dog bagi rezim penguasa.
“Maaf ini istilah politiknya guard dog, anjing pengawas bagi rezim penguasa. Ini mereka semakin kuat gonggongannya, semakin kuat labrakannya, semakin kasar kata-katanya, semakin keji, semakin tinggi bayarannya. Ini sesuatu yang amat sangat menyedihkan,” kata Amien Rais.
Maka menurutnya, pada titik inilah pelan-pelan pilar-pilar demokrasi mulai dirobohkan dan UU ITE dengan pasal-pasal karetnya menjadi senjata untuk membungkam oposisi.
“Atas korban-korban yang berjatuhan dari pasal karet ini, maka saya lantas melihat bahwa kita sulit saya kira untuk kembali ke zaman-zaman ketika kita masih bisa menegakan demokrasi tanpa diganggu dengan barisan buzzer bayaran. Ini sudah terlalu rusak cara berpikir bangsa kita,” kata Amien Rais.***