Dengan demikian, kata dia, masyarakat akan lebih memahami mengapa pemerintah membiarkan adanya KLB tersebut.
“Baca buku ini. Dgn baca buku ini kita jadi mengerti mengapa rezim sekarang membiarkan bahkan mengkawal peserta KLB Partai Demokrat,” ujar Benny Harman.
Lebih lanjut, menurut dia, pelaksanaan KLB tersebut tidak sejalan dengan konstitusi Partai Demokrat.
“Yang jelas2 tidak sejalan dgn konstiusi Partai jalan dgn aman menuju lokasi KLB,” ucapnya menambahkan.
Apabila hal tersebut terjadi, kata Benny Harman, maka suatu partai akan hancur dan di sisi lain juga merusak demokrasi.
“Hancur partainya, rusak demokrasinya. Liberte?” kata dia mengakhiri.
Baca buku ini. Dgn baca buku ini kita jadi mengerti mengapa rezim sekarang membiarkan bahkan mengkawal peserta KLB Partai Demokrat yang jelas2 tidak sejalan dgn konstiusi Partai jalan dgn aman menuju lokasi KLB. Hancur partainya, rusak demokrasinya. Liberte? pic.twitter.com/6Vn9dmzUyG— Benny K Harman (@BennyHarmanID) March 5, 2021
Baca Juga: Tak Hanya Marzuki Alie dan Max Sopacua, Nazaruddin Turut Hadiri KLB Partai Demokrat di Deli Serdang
Sebagai informasi, buku tersebut awalnya terbit pada tahun 2018 dan ditulis oleh dua ilmuan politik dari Universitas Harvard, Steven Levitsky dan Daniel Ziblatt.
Buku tersebut berisi tentang bagaimana para pemimpin terpilih dapat secara bertahap menumbangkan proses demokrasi di negerinya.