Sebut Bangsa Kaya Ibarat ‘Sapi Perahan’, Arief Poyuono: Mereka Kerja Keras, Duitnya Kita Pinjam untuk Bansos

- 13 Maret 2021, 18:05 WIB
Mantan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Arief Poyuono.
Mantan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Arief Poyuono. /ANTARA/Pamela Sakina

PR DEPOK – Mantan Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Gerindra, Arief Poyuono tiba-tiba mengeluarkan pendapat.

Melalui akun Twitter miliknya, ia mengemukakan pendapatnya soal sektor perekonomian Indonesia.

Ia mengatakan bahwa Indonesia adalah bangsa yang paling pintar di seluruh dunia.

Baca Juga: Moeldoko Disebut Sembunyi di Balik Bayangan, Yan Harahap: Tampak Jelas Siapa yang Penakut dan yang Ksatria

Dipikir2 bangsa kita ini memang paling pinter di dunia,” tulis Arief Poyuono pada Sabtu, 13 Maret 2021 sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com.

Arief Poyuono pun mengungkapkan bahwa sejumlah negara kaya di dunia hanyalah sebagai ‘sapi perahan’ bagi Indonesia.

Bangsa2 kaya di dunia ternyata cuma jd sapi perahan bangsa kita,” tuturnya.

Baca Juga: Puji Kesabaran Habib Rizieq, Christ Wamea: Meski Diperlakukan Kurang Profesional, tapi Beliau Tetap Tenang

Ia pun menjelaskan pernyataannya tersebut. Menurut penuturannya, masyarakat di negara kaya tersebut selama ini bekerja keras mengumpulkan uang dan disimpan di bank-bank.

Rakyat mereka kerja keras ngumpulin duit di bank bank mereka,” ucap Arief Poyuono.

Setelah itu, lanjut dia, Indonesia tinggal meminjam uang tersebut dan selanjutnya disalurkan untuk bantuan sosial (bansos) dan sebagainya.

Baca Juga: Sinopsis The Penthouse 2 Episode 8, Na Ae Gyo Jadi Kunci Rahasia Joo Dan Tae

Terus kita pinjam duitnya utk bansos, blt, pkh... Dll. Pintar kan kita,” ujar politisi tersebut.

Diberitakan sebelumnya, Bank Indonesia (BI) mengumumkan posisi utang luar negeri (ULN) Indonesia pada akhir November, yakni sebesar 416,6 miliar Dolar AS atau sekira Rp5.854 triliun.

Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono menjelaskan pertumbuhan ULN Indonesia pada akhir November 2020 tercatat sebesar 3,9 persen secara tahunan.

Baca Juga: Bongkar Permainan SBY di KLB Demokrat untuk Tarik Simpati Publik, Prof Salim Said: Kita Ini Dizalimi!

Kemudian meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 3,3 persen secara tahunan.

“Pertumbuhan ini terutama disebabkan oleh peningkatan penarikan neto ULN pemerintah. Selain itu, penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga berkontribusi pada peningkatan nilai ULN berdenominasi rupiah,” kata Erwin.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah