Sebut Wacana Presiden 3 Periode juga Terjadi di era SBY, Ferry Koto: Ributnya Minta Ampun

- 16 Maret 2021, 12:20 WIB
Aktivis gerakan koperasi dan pemberdayaan ekonomi rakyat, Ferry Koto.
Aktivis gerakan koperasi dan pemberdayaan ekonomi rakyat, Ferry Koto. /Twitter @ferrykoto

PR DEPOK - Aktivis gerakan koperasi dan pemberdayaan ekonomi rakyat, Ferry Koto menanggapi terkait wacana jabatan Presiden tiga periode.

Diketahui, bahwa Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) telah menegaskan bahwa dirinya tidak memiliki niat dan tidak berminat untuk menjadi Presiden tiga periode.

Hal itu diungkapkan oleh Presiden Jokowi melalui akun resmi Twitter miliknya @jokowi, pada Senin, 15 Maret 2021.

Baca Juga: Sebut akan Kawal Jokowi yang Tak Minat Jabat Presiden 3 Periode, HNW ke Ainun Najib: Dikabulkan, bukan Sebalik

"Saya sama sekali tidak ada niat, juga tidak berminat, menjadi presiden tiga periode," kata Presiden Jokowi.

Ferry Koto pun menanggapi hal ini di akun Twitter pribadinya @ferrykoto, pada Senin, 15 Maret 2021.

Menurutnya, saat ini para petinggi negeri lebih sibuk mengurusi wacana yang tak pernah jadi agenda, ketimbang memikirkan solusi terhadap masalah yang ada di depan mata.

"Elit negeri ini betul2 lebih sibuk untuk ribut ke wacana yg tak pernah jadi agenda, dibanding menyibukan diri memikirkan solusi atas masalah di depan mata," kata Ferry Koto.

Baca Juga: 50 Anggota DPR Fraksi Partai Demokrat Menyatakan Ikrar Setia Kepada AHY

Ferry mengatakan, saat ini rakyat sedang sulit karena pandemi, tetapi malah sibuk mengurusi wacana Presiden yang ujungnya akan berakhir 5 tahunan.

"Rakyat yg sdh terengah2 di tengah pendemi. Dan ribut wacananya pasti ndak jauh2 soal kontestasi 5 tahunan. Nasib nasib," ujar Ferry Koto.

Ia pun mengulas kembali kejadian pada tahun 2010. Hal yang sama terjadi di era kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), juga muncul wacana jabatan Presiden tiga periode.

"Dulu, tahun 2010, elit Partai Demokrat sendiri sebagai partai penguasa yang angkat wacana Presiden SBY dapat jabat 3 periode dgn amandemen UUD45. Ributnya minta ampun," kata Ferry Koto.

Baca Juga: Amien Rais Duga Skenario Hukum Jabatan Jokowi 3 Periode, Rizal Ramli: Bolehlah Mimpi

Ferry mengatakan bahwa SBY juga sudah tegas menolak, melalui Stafsusnya dijelaskan bahwa benar-benar tidak setuju.

"Padahal Pak SBY tegas menolak. Lewat Stafsus Pres Denny Indrayana berkali2 dijelaskan pemerintah tak setuju," ujar Ferry.

Akan tetapi, menurutnya wacana ini tetap saja menuai keributan, seolah SBY memang ingin jabat menjadi Presiden tiga periode.

"Tapi tetap sj ribut para politisi ndak karuan, membahasnya. Seolah2 SBY menginginkan jabatannya diperpanjang. Sama dgn yg dialami Jokowi saat ini," kata Ferry Koto.

Baca Juga: Sidang Perdana Habib Rizieq Digelar Secara Virtual Hari Ini

Menurutnya beginilah keadaan politisi RI. Ferry menyebut politik di negeri ini yakni dengan menjatuhkan orang lain agar seseorang lainnya bisa terangkat.

"Inilah kelas politisi RI, berpolitiknya masih dg cara, "menginjak" untuk dapat naik lbh tinggi. Menjatuhkan untuk dpt terangkat," ujar Ferry, seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com.

Ferry pun menambahkan, bahwa politisi saat ini sibuk kelahi soal wacana, yg ujungnya hanya untuk saling menjatuhkan dan dapat angkat diri di tahun 2024.

"Sementara rakyatnya sudah terengah2 dihimpit berbagai kesusahan. Nasib. Bukannya berjuang u/ rakyat dr sekarang, malah sibuk urus hal yg tak ada ujugnya," kata Ferry Koto.***

Editor: Adithya Nurcahyo

Sumber: Twitter


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah