“Kemudian melahirkan tokoh-tokoh baru, bukan hanya di tingkat nasional tapi juga di tingkat lokal,” ujarnya lagi.
Qodari mengungkapkan bahwa hal tersebut seharusnya dibangun sedemikian rupa sehingga akhirnya Partai Demokrat akhirnya tidak tergantung kepada figur.
“Karena setiap orang ada zamannya dan setiap zaman ada orangnya,” kata Qodari.
Lebih lanjut, ia pun menjelaskan bahwa Partai Demokrat kemudian mengalami patahan-patahan.
“Ketika tahun 2010, terpilihlah seorang Anas Urbaningrum. Lalu pada 2012-2013 ada masalah hukum dan berhenti menjadi Ketua Umum.”
“Ada KLB pada waktu itu yang melahirkan seorang SBY sebagai Ketua Umum. Lalu 2013-2014 suara (Partai Demokrat) turun,” ucap Qodari melanjutkan.
Ia lantas menduga, SBY tengah berusaha melahirkan tokoh baru atau SBY Jilid 2 yang bernama AHY (Agus Harimurti Yudhoyono).
Qodari juga menilai bahwa AHY akan diproyeksikan sebagai idola baru atau suatu ‘lokomotif suara’ baru.