PR DEPOK – Wacana impor beras di Indonesia kini masih menjadi perdebatan di semua kalangan. Mulai dari pemerintah daerah, pemerintah pusat, pengamat, hingga masyarakat umum.
Diketahui, pada awalnya rencana impor beras ini dilakukan untuk menjaga stabilitas harga beras di Indonesia.
Sebelumnya, pemerintah disebut-sebut berencana mengimpor beras sebanyak 1 juta ton pada tahun ini.
Sebanyak 1 juta ton beras yang direncanakan diimpor itu akan dialokasikan sebagai cadangan beras pemerintah (CBP) sebanyak 500 ribu ton, sisanya akan digunakan khusus untuk beras komersial Bulog.
Rencana pemerintah untuk melakukan impor beras itu dinilai kurang bijak dan bisa mengganggu kesejahteraan masyarakat terutama petani.
Sehingga, wacana ini menimbulkan pro dan kontra dikalangan masyarakat hingga pejabat publik pemerintah.
Menanggapi hal tersebut, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta semua pihak untuk menghentikan perdebatan mengenai impor beras.
Menurut Jokowi, perdebatan mengenai impor beras itu bisa menyebabkan harga jual gabah di tingkat petani turun bahkan anjlok.
“Saya minta segera hentikan perdebatan yang berkaitan dengan impor beras. Ini justru bisa membuat harga jual gabah di tingkat petani turun atau anjlok,” ujar Jokowi dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari PMJ News pada 26 Maret 2021.
Jokowi juga memberikan keterangan bahwa pemerintah tidak akan melakukan impor beras hingga Juni 2021.
Dia juga memberikan informasi bahwa selama hampir tiga tahun, Indonesia tidak pernah mengimpor beras.
Lebih lanjut, orang nomor satu di Indonesia itu menjamin Bulog akan menyerap beras dari para petani serta meminta Menteri Keuangan untuk membantu terkait penganggarannya.
“Saya tahu kita memasuki masa panen dan harga beras di tingkat petani belum sesuai yang diharapkan,” ujar Jokowi.***