Kemudian, dia menyebut posisi sistem siklon tropis akan berada di sekitar Samudra Hidia Barat Daya Pulau Rote, dengan arah gerak sistem ke arah barat daya.
Kecepatan pergerakan ke arah barat daya sekitar 9 knot atau 10 km per jam menjauhi wilayah Indonesia. Pergerakan siklon ini cenderung lambat sehingga pengaruhnya akan semakin lama bagi wilayah yang dilalui.
Meski diketahui pergerakannya lambat, namun kecepatan pusarannya diprediksi 85 km per jam.
“Kecepatan pusarannya 85 km per jam, ini tentunya kencang. bayangkan berputarnya 85 km per jam dengan tekanan di pusat siklon sebesar 980 hektopascal,” katanya.
Dengan peringatan puncak siklon tropis ini, BMKG sebut sejumlah wilayah harus waspada, khususnya di wilayah yang akan dilalui siklon tropis seperti di antaranya, Nusa Tenggara Timur (NTT), Nusa Tenggara Barat (NTB), Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Maluku dan lainnya.
Perlu diketahui bahwa bibit siklon tropis sendiri memberikan dampak berupa potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai kilat/petir serta angin kencang di NTT, NTB, Sulawesi Selatan , Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara dan Maluku, serta bencana hidrometeorologi di beberapa wilayah di NTT.
Selain itu terjadinya gelombang laut dengan ketinggian 1,25-2,5 meter di Selat Sumba bagian timur, Selat Sape, Laut Sumbawa, Perairan Sumbawa hingga Flores, Selat Wetar, Perairan Kepulauan Selayar, Perairan selatan Baubau-Kepulauan Wakatobi, Perairan Kepulauan Serata-Leti, Laut Banda bagian utara dan Laut Arafuru bagian barat.
Kemudian gelombang laut dengan ketinggian 2,5-4,0 meter di Selat Sumba bagian barat, Laut Flores, Perairan selatan Flores, Perairan selatan Pulau Sumba, Laut Sawu, Selat Ombai dan Laut Banda selatan bagian barat.