Menyinggung soal kemungkinan adanya teroris yang mengintai, analisis Rocky Gerung ini pun berlanjut pada alasan tidak adanya aksi teror, padahal keberadaan tiga pejabat negara di tempat yang sama itu adalah target yang strategis.
Kendati demikian, pengamat politik itu juga paham bahwa Paspampres serta pengamanan ketat mungkin dikerahkan untuk keselamatan presiden, sehingga tak terjadi aksi teror yang dikhawatirkannya itu.
"Tapi yang lebih penting lagi dari segi urusan publik, itu artinya ada biaya pengamanan yang super ketat. Itu berarti ada APBN yang diturunkan di situ, di Hotel Raffles, dengan segala macam kemampuan inteligen, mungkin 30 jam sebelumnya, di semua sudut pasti diintai, itu artinya memakai uang rakyat," ujar Rocky Gerung.
Dugaan penggunaan dana APBN inilah, yang menurut Rocky menjadi penyimpangan kode etik.
Pasalnya, lanjut Rocky, dana pengamanan presiden ini akan berlipat ganda jumlahnya, lantaran sebelumnya baru saja terjadi aksi teror di Mabes Polri.
"Jadi bukan kita mengolok-olok atau mempersoalkan kehadiran presiden di situ, tapi implikasinya bagi kebijakan publik. Dan soal keamanan, karena baru saja ada teroris," tuturnya.***