Bang Arief lantas mengaku bahwa dirinya merasa khawatir dengan tugas pokok dan fungsi (Tupoksi) utama dari Direksi dan Komisaris BUMN.
Tupoksi tersebut, lanjut dia, yakni memastikan agar BUMN yang mereka pimpin itu bisa berkontribusi pada keuangan negara jadi enggak terpenuhi.
Tidak hanya itu, Bang Arief juga menyampaikan bahwa PT Pelni sedang mengalami kerugian dengan nilai yang tidak sedikit.
“Jadi daripada mengurusi radikal-radikul enggak jelas, ya ini (kerugian) urusin nih,” ucap Bang Arief mengatakan dengan tegas.
Ia beranggapan bahwa seorang Komisaris harus datang dengan resep dan arahan untuk memberi tahu Direksi apa yang mesti dilakukan agar tidak rugi lagi
“Yang gua khawatirkan, ini adalah bagian upaya dari orang-orang tadi untuk menunjukkan loyalitas, gua enggak tega bilang ‘menjilat’ sih.”
“Ini kan negara demokrasi, kalaupun kemudian ada paham yang kita anggap membahayakan kehidupan berbangsa dan bernegara, seharusnya itu diputuskan oleh pengadilan,” ujar pria yang juga merupakan seorang sosiolog itu.***