PR DEPOK - Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta Gilbert Simanjuntak berpendapat bahwa suatu tugu dibangun guna menghormati pengorbanan atau sikap patriotik seseorang.
Sehingga pembangunan tugu untuk pesepeda dianggap tidak legendaris.
"Tugu itu dibangun untuk menghormati seseorang atau sesuatu yang legendaris, dengan pengorbanan atau patriotiknya. Apa yg legendaris dari sepeda? sampai dibangunkan tugu di jalan protokol," katanya dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Antara.
Baca Juga: Diakui Sang Istri Sebagai Pengurus PP Muhammadiyah, Polisi Ungkap Identitas Asli Terduga Teroris FA
Terlebih pembuatan tugu sepeda menghabiskan Rp800 juta yang seharusnya bisa digunakan untuk keperluan lainnya seperti penanganan Covid-19 atau banjir.
"Kalau mau buat legacy adalah dengan kebijakan yang pro rakyat seperti yang dilakukan para gubernur sebelumnya," ujarnya.
Gilbert menyesalkan Anies Baswedan jarang mengungkapkan perkembangan program kerjanya kepada media termasuk program-program yang dijanjikannya saat kampanye Pilkada DKI Jakarta 2017.
Padahal, Anies sudah memasuki akhir masa jabatannya dengan pencapaian yang dinilai sejumlah pihak masih jauh dari target.
"Sekarang kesannya gubernur yang tidak bekerja optimal seperti menjelaskan kasus Formula E, Korupsi Sarana Jaya, Jaklingko, Rumah DP Rp0 yang jauh dari target dan lain-lain," ujarnya.
Sebelumnya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan membangun tugu sepeda di kawasan Sudirman, Jakarta Pusat.
Baca Juga: Link Live Streaming Liverpool vs Aston Villa di Liga Inggris, Sabtu 10 April 2021 Pukul 21.00 WIB
Pembangunan ini dinilai sebagai bagian dari rencana pembuatan jalur sepeda permanen di kawasan Jakarta Pusat.
"Anggaran tugunya Rp800 juta," kata Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria.
Pembangunan tugu sepeda tidak bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) DKI Jakarta melainkan diperoleh dari kewajiban pihak swasta sebesar Rp28 milar.
"Tugu sepeda ini dapat anggaran dari kewajiban pihak swasta, pihak ketiga," ucap Riza.
Pembangunan tugu sepeda di kawasan Jalan Sudirman dinilai sebagian bagian dari pembuatan jalur sepeda permanen yangini juga menunjukkan keberpihakan ibu kota pada pesepeda.
Sisi lainnya yakni memberi kesempatan pada para pelaku seni rupa untuk berkreasi dan berinovasi sehingga dapat mendorong sepeda menjadi moda transportasi masyarakat, tidak sekedar rekreasi dan olah raga.
"Ini menunjukkan keberpihakan kami terhadap pengguna jalan, ini adalah sesuatu yang baik. Dan kami ingin mempercantik Ibu Kota," kata Riza. ***