Pernyataan itu diketahui muncul karena adanya pencopotan jabatan dari pihak yang dikabarkan merupakan panitia penyelenggara kajian tersebut.
Kabar pencopotan jabatan tersebut bahkan disampaikan oleh komisaris independen PT Pelni, Kristia Budhyanto atau Dede Budhyanto sendiri melalui akun twitter pribadinya.
Pejabat yang dicopot dinilai Dede Budhyanto terlibat dengan radikalisme.***