“Orang-orang kota yang pulang ke kampung halamannya untuk mudik itu kan membawa uang, yang kemudian membelanjakannya di kampung halaman yang nantinya menyebabkan perputaran uang yang dahsyat di kampung halaman mereka,” katanya.
“Nah sekarang, kalau mereka belanja daring sementara barang-barang yang dijual di market place tidak diproduksi oleh UMKM yang ada di daerah, otomatis yang belanja daring tetap saja menimbulkan perputaran uang di Jabodetabek, di pusat-pusat kota,” ujar Arief Munandar lagi.
Tidak hanya itu, Arief Munandar juga menjelaskan, dengan membeli produk asing, maka hal itu akan sangat berpengaruh pada UMKM.
Dengan demikian, ia pun menyebut ada sejumlah potensi yang bisa menggerus daya beli masyarakat yang tingkat pendapatannya tidak tergolong tinggi, salah satunya yakni iuran BPJS.
“Nah lu bayangin, kalau lu punya penghasilan, biaya-biaya berkaitan tadi seperti listrik, air, kemudian transportasi itu tinggi,” tuturnya.
“Jadi kalau lu punya penghasilan, itu sebagian besar penghasilan lu akan habis buat yang seperti itu. Sehingga buat konsumsi-konsumsi yang lain, itu alokasinya jadi sangat sedikit,” ucap Arief Munandar.***