PR DEPOK - Jakarta Research Center (JRC) telah melakukan survei tingkat kepuasaan publik terhadap sejumlah tokoh politik di Indonesia.
Untuk diketahui, JRC melakukan survei tingkat kepuasan publik itu pada 1-10 April 2021, secara tatap muka kepada 800 responden mewakili seluruh wilayah di DKI Jakarta.
Dalam proses surveinya, JRC menggunakan metode multistage random sampling dengan margin of error ±3,4 persen dan pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Hasil survei tingkat kepuasan publik tersebut disampaikan langsung Direktur Komunikasi JRC, Alfian P dalam siaran persnya di Jakarta, Jumat 16 April 2021.
Alfian dalam siaran persnya memaparkan temuan survei yang dilakukan JRC terhadap Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.
Dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Antara, Alfian mengatakan temuan survei JRC menunjukkan tingkat kepuasan publik terhadap Anies Baswedan hanya sebesar 38,9 persen.
Sementara, kata Alfian, ketidakpuasan publik terhadap Anies Baswedan mencapai 53,0 persen, dan sisanya tidak/tahu jawab sebesar 8,1 persen.
Dikatakan Alfian, sebagian publik Jakarta merasa tidak puas, karena kinerja Anies yang biasa-biasa saja, tidak ada terobosan, dan inovasi yang signifikan.
Kendati demikian, ujar Alfian, tingginya ketidakpuasan publik selama Anies Baswedan memimpin DKI Jakarta bisa menjadi batu sandungan bagi mantan Mendikbud jika ingin melangkah ke tingkat nasional.
Menurut Alfian, strategi Anies Baswedan untuk meniru Jokowi yang sebelumnya menjadi Gubernur DKI Jakarta lalu menang Pilpres 2014 dan 2019 tidak bisa di-copy paste.
Sebaliknya, Anies Baswedan akan mengakhiri periode pemerintahannya pada 2022. Ketidakjelasan jadwal Pilkada, apakah akan tetap diselenggarakan pada 2022 atau ditunda tahun 2024.
Baca Juga: Luqman Hakim Ingatkan Hal Ini ke Habib Rizieq: Kasus Chat Mesum Sudah Antre untuk Diproses
Hal itu, lanjut Alfian, akan semakin mempersulit niat Anies Baswedan untuk memanfaatkan panggung politik di DKI Jakarta.
"Kalaupun Anies Baswedan berniat maju kembali dalam Pilkada DKI Jakarta, ataupun maju Pilpres 2024 harus ada gebrakan luar biasa dalam sisa pemerintahannya yang tinggal satu setengah tahun di DKI Jakarta," ujarnya.***