Network
PR DEPOK – Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI), Bambang Soesatyo (Bamsoet) meminta Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk mengambil langkah konkrit demi menghentikan aksi kekerasan yang terjadi di Palestina.
Hal ini juga mengingat banyaknya masyarakat sipil Palestina yang menjadi korban jiwa dan luka-luka.
Bamsoet sapaan akrab dari Bambang Soesatyo, menginginkan PBB untuk menyelesaikan konflik bersenjata di Palestina agar tidak meluas menjadi perang terbuka.
“PBB harus segera bertindak agar tindakan kekerasan Israel terhadap warga sipil Palestina tidak berlanjut. Israel juga harus menghentikan pembangunan pemukiman baru Yahudi di Yerusalem Timur, yang memang ilegal menurut hukum internasional,” tutur Bamsoet dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari ANTARA di Jakarta pada Minggu, 16 Mei 2021.
Baca Juga: Diduga Bela Israel, Ketua KNPI Kritik Abu Janda: Dia Adalah Virus Kegaduhan di Indonesia
Ia juga mendesak agar militer Israel dan pasukan bersenjata dari pihak Hamas harus menahan diri untuk tidak saling menyerang
Hal ini semata-mata agar tidak bertambahnya korban berjatuhan akibat saling balas serangan udara.
Bamsoet juga mengecam tindakan kekerasan yang dilakukan aparat keamanan Israel kepada masyarakat sipil Palestina.
“Dunia harus mengutuk kekerasan aparat keamanan Israel terhadap penduduk sipil Palestina,” ujar Bamsoet.
Sebelumnya pihak militer Israel sudah melancarkan serangan di sejumlah wilayah Palestina, utamanya di Jalur Gaza sejak Senin, 10 Mei 2021.
Tercatat dari beberapa media internasional dilaporkan ada 170 masyarakat sipil Palestina termasuk di dalamnya ada 41 anak-anak yang telah meninggal akibat penyerangan militer Israel.
Bahkan ada sekitar 1000 orang yang mengalami luka-luka akibat serangan militer Israel.
Di daerah Tepi Barat ada sekitar tiga belas orang masyarakat sipil Palestina yang terbunuh oleh militer Israel.
Benyamin Netanyahu mengungkapkan pihaknya akan terus menggencarkan serangan ke Jalur Gaza jika masih diperlukan terlepas dari banyaknya korban yang telah berjatuhan.
Dewan Keamanan PBB mengungkapkan akan adakan pertemuan pada Minggu, 16 Mei 2021 dengan mengangkat krisis di Palestina.
Sebelumnya pertemuan ini sempat mengalami penundaan akibat adanya hadangan dari Amerika Serikat selaku anggota tetap DK PBB.
Pihak DK PBB sendiri belum memberikan pernyataan resmi sehubungan dengan krisis kemanusiaan yang terjadi di Palestina.
Bamsoet juga menuturkan bahwa pihak PBB tak boleh tidak bertindak seolah kekerasan tersebut dibiarkan terjadi di Palestina.
“PBB harus membuktikan diri sebagai penjaga perdamaian dunia dengan segera menghentikan ketegangan tersebut sekaligus memberi sanksi kepada Israel,” ucap Bamsoet.***
