Sedangkan di Israel ketenangan terasa pahit.
"Bagus bahwa konflik akan berakhir, namun sayangnya saya merasa kita tidak punya banyak waktu sebelum eskalasi berikutnya," kata Eiv Izyaev, insinyur berusia 30 tahun, di Tel Aviv seperti dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari Reuters.
Sejak pertempuran berlangsung pada 10 Mei, pejabat kesehatan di Gaza menyebutkan bahwa 232 warga Palestina, termasuk 65 anak-anak, tewas dan lebih dari 1.900 orang terluka akibat bombardir udara.
Israel mengaku telah menewaskan setidaknya 160 petempur di Gaza.
Otoritas menyebutkan jumlah korban tewas di Israel sebanyak 12 orang, dengan ratusan orang dirawat karena cedera akibat serangan roket yang menyebabkan kepanikan dan membuat warga mengungsi.***