Sindir Yenny Wahid Soal Utang Garuda Indonesia Capai Rp70 Triliun, Said: Berarti Setahun Nambah Rp50 Triliun?

- 2 Juni 2021, 14:57 WIB
Mantan Sekretaris BUMN, Said Didu.
Mantan Sekretaris BUMN, Said Didu. /Tangkapan layar YouTube ILC

PR DEPOK - Mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Muhammad Said Didu, mengomentari soal jumlah utang PT Garuda Indonesia yang kabarnya mencapai Rp70 triliun.

Dalam keterangannya, Said Didu menyoroti pernyataan dari Komisaris Independen Garuda Indonesia, Yenny Wahid, yang mengatakan bahwa utang salah satu BUMN itu telah mencapai Rp20 Triliun saat ia masuk pada tahun 2020 lalu.

Said Didu lantas mengatakan bahwa pernyataan Yenny Wahid itu maknanya sama saja ada penambahan utang sebesar Rp50 triliun setelah masuk dan menjabat sebagai Komisaris Independen Garuda Indonesia.

Baca Juga: Jatuh dari Motor Saat Syuting Film Gas Kuy, Rangga Azof: Nggak Terlalu Parah

"Berarti sktr setahun terakhir ada tambahan utang sktr Rp 50 trilyun?" katanya menuturkan, seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari cuitan di akun Twitter pribadinya @msaid_didu.

Cuitan Said Didu.
Cuitan Said Didu. Tangkap layar Twitter @msaid_didu

Untuk diketahui, sebelumnya Garuda Indonesia dikabarkan tengah berada di ujung tanduk.

Maskapai penerbangan pelat merah ini kabarnya mengalami kesulitan untuk bertahan di masa pandemi Covid-19.

Baca Juga: Sinopsis Collide, Aksi Backpacker Amerika Terlibat Penyelundupan Narkoba Demi Perawatan Medis Kekasihnya

Beredar kabar yang menyebutkan bahwa Garuda Indonesia kini tengah terlilit utang yang mencapai Rp70 triliun.

Utang yang melonjak naik ini dikabarkan lantaran pendapatan perusahaan tersebut tidak bisa menutupi pengeluaran, sehingga utang diperkirakan akan terus bertambah.

Bahkan, Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra, kabarnya menawarkan pensiun dini kepada para karyawannya.

Baca Juga: Guspardi Gaus Sarankan KPU Membuat Skenario Opsional Terkait Jadwal Pemilu 2024

Sementara itu, pernyataan yang cukup menarik perhatian publik datang dari Komisaris Independen Garuda Indonesia, Yenny Wahid.

Ia mengatakan bahwa utang perusahaan tersebut sudah mencapai Rp20 triliun saat ia masuk pertama kali pada tahun 2020.

"Doakan ya. Waktu saya masuk, hutang Garuda sudah lebih dari 20 triliun, lalu kena pandemi, setiap terbang pasti rugi besar," ujar Yenni Wahid dalam keterangan tertulis di akun Twitter pribadinya @yennywahid.

Baca Juga: Geram Bertubi Fitnah Diarahkan ke Ulama Seperti UAH dan UAS, Musni: Hentikan, Itu Lebih Kejam dari Pembunuhan

Tak hanya itu, sang komisaris independen itu juga mengatakan bahwa pihaknya harus dilanda kerugian lantaran menerapkan social distancing selama masa pandemi.

"Demi penumpang, kami terapkan social distancing meskipun biaya kami jadi 2 kali lipat dengan revenue turun 90 persen. Sudah jatuh tertimpa tangga," katanya menambahkan.

Lebih lanjut, Yenny Wahid menuturkan bahwa permasalahan Garuda Indonesia saat ini adalah permasalahan yang besar.

Baca Juga: Menhan Prabowo Berencana Borong Senjata, Gus Umar: Dulu Saat Lawan Jokowi, Teriak dan Hina Anggaran Bocor

Pasalnya, tak hanya kerugian di masa pandemi, ia juga mengungkap bahwa ada permasalahan pada efisiensi biaya, serta kasus korupsi.

"Banyak yang tanya soal Garuda. Saat ini kami sedang berjuang keras agar Garuda tidak dipailitkan. Problem warisan Garuda besar sekali, mulai dari kasus korupsi sampai biaya yang tdk efisien. Namun Garuda adalah national flag carrier kita. Harus diselamatkan. Mhn support & doanya," tuturnya.***

Editor: Annisa.Fauziah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah